About

Menatap Masa Depan

(Mengadaptasi dari  video : https://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=JSwqFoDIFSQ )
     Oleh: Heri Istiawan

            Tatkala itu pagi masih begitu erat memeluk dinginya embun yang membasahi di setiap tetesanya pada dedaunan, dan sang surya yang masih nampak malu - malu bersembunyi di balik selimut awan yang amat sangat empuk itu untuk menampakan batang hidungnya, di pagi itu nampak dua pemuda yang sedang asik membicarakan sesuatu, sesuatu yang masih belum temu titik temunya, di situ mereka menaruh rasa yang begitu bergejolak dalam jiwa mereka, karena mereka ingin mencapai dan meraih semuanya yang ada dalam benak mereka, maka mereka menemukan gagasan dan landasan baru untuk mewujudkan keinginanya itu. sebut saja embro dan pipo,dan setiap kali mereka bertemu mereka selalu membicarakn keinginanya untuk membeli rumah, sapi dan lain2, dan sementara itu mereka harus berjang dan bekerja keras untuk meraih kesuksesan mereka, mereka selalu berdo’a kepada ALLAH SWT, namuan apa yang mereka dapat do’a-do’a mereka selama ini masih belum di jawab sama sekali oleh allah, akan tetapi mereka tidak berhenti ampai di situ, masih seperti tujuan awal mereka yaitu ingin menjadi orang  yang sukses, di benak mereka hanya ada bekerja dan bekerja, hingga pada suatu hari mereka melihat dipapan pengumuman yang di buat oleh kepala desa setempat bahwasanya di sana tertera ada lowongan pekerjaan, yang di situ kerjanya sangat mudah hanya mengambil air dari bukit gunung dan di taruh di penampungan air yang telah di sediakan, karena di desa mereka pada saat itu memang lagi terlanda krisis air, tampa pikir panjang mereka langsung mendaftarkan diri mereka untuk ikut serta bekeja dan berkecimpuh di bidang itu, dengan bekal 2 pasang ember yang melekat pada tangan mereka, mereka bekerja dengan amat giat pagi hingga menjelang sore hari, dan pada sore harilah mereka mengambil hak-haknya, dan mereka mendapatkan upah itupun tergantung dari berapa banyak jumlah ember yang telah mereka isi, hari demi hari mereka mulai berfikir bagaimana caranya agar mendapatkan air yang lebih banyak, dan mendapatkan uang yang lebih banyak agar cita-cita mereka akan cepat tercapai, saat usai dari pekerjaanya mereka pulang ke gubuknya masing-masing akan tetapi pada malam itu mereka tak lansung tidur, mereka sedang memikirkan sesuatu, embro memiliki pemikiran yaitu dia akan memperbesar timbanya, dia berfikir dengan memperbesar timba itu maka dia akan mendapatkan penghasilan yang lebih dari pada yang sebelumnya, berbeda agi dengan penemuan pemikiran pipo, dia menemukan gagasan baru bahwasanya dia ingin merancang membuat saluran air,
            Keesokan harinya mereka sepert biasanya sebelum berangkat mereka berkumpul dulu di tempat biasanya mereka bertemu, di situ pipo memberi tau pada embro tetang penemuan barnya yaitu membuat saluran air, namum apa resopon yang pipo dapat, pipo di tertawakan oleh sahabatnya embro, akan tetapi pipo tak berheti begitu saja, dengan tak ada persetujuan dari sahabatnya, dia akan tetap melanjutkan misinya walaupun dngan seorang diri,
            Detik demi detik, menit demi menit, hari demu hari, bahkan bualan demi bulan waktu terus berjaan begitu cepat namun hasil yang di ciptakan pipo belum terlihat, tetapi dia masih terus mengali dan mengali di setiap waktu kosongnya itu, akan tetapi dia juga masih mengunakan waktunya yang lain untuk memanfaatkan timbanya, dan waktu itu hasil yang telah di dapatkan embro sudah nampak, dia sudah bisa membeli rumah dan se ekor sapi, akan tetapi kehidupan embro sekarang telah berubah, dia menikmati hasil jerih payahnaya sepulang dari kerja dia langsung pergi ke bar dan sering mabuk mabukan, sedangkan pipo dia masih mengali tanah dan banyak cemoohan dan hujatan dari warga setempat hingga dia di juluki oleh orang 2, dengan julukan“pipo si manusia saluran pipa” akan tetapi semua itu tak menyurutkan semangatnya, dia tetap pada pendirianya itu, setelah selang satu tahun karya si pipo mulai nampak sedikit demi sedikit dan mulai hampir selsai, akhirnya karya penemuan pipo untuk membuat saluran air selsai juga, sekarang pipo sudah menikmati hasilnya, walau dia tidur, atupun berpergian untuk berlibur gaji pipo terus mengalir seperti halnya ailiran sungai yang mengaliri desa itu sungguh beuntung si pipo, namuna bebeda sekali dengan kehidpan si embro  sekrang ini, di usianyaa yang semakin tua dia mulai bungkuk sebab beban timba yang begitu berat, dan raut wajahnyapun sudah berubah tak se ceria yang dulu kala.
            Kini hidup pipo jauh lebih enak daripada kehidupan embro sedangkan semua warga di desa itu yang dulunya menghina hina pipo kini mereka mulai sadar dan meminta maaf pada pipo, dan karya yang di hasilkanyapun sekarang sudah bisa di rasakan oleh semua orang yang ada di desa itu termasuk embro, dan sekarang mereka tak khawatir lagi akan datanya kekurangan air.
            Dari kisah di atas kita dapat megambil manfaatnya di antaranya jangan sampai kita menertawakan apa yang kita lakukan hari ini yang mungkin tidak bisa kita wujudkan, tapi takutlah pada seseorang yang engkau tertawakan itu, karena suau saat nanti dia akan menertawakanmu, dan kita juga dapat mengambil pelajaran bahwa si pipo dia tidak memikirkan egonya sendiri akan tetapi dia jga memikirkan kelanjutan kehidupan yg ada di desanya..
             Memang hasil yang nyata akan membawa kita untuk melakukan apapun untuk meraihnya, akan tetapi pipo telah menunjukan kita bahwasanya janganlah membarter waktu kita dengan uang, dengan berkerja keras satu kali kita akan mendapatkan hasil yang maksimal.

0 komentar:

Posting Komentar