Pizza.
Siapa yang tak kenal dengan jenis makanan yang satu ini. Makanan khas yang
berasal dari Italia ini sudah tak asing lagi di Indonesia. Rasanya yang
menggigit dan tampilannya yang khas dan menarik dengan warna yang menonjol
membuat makanan ini mudah dikenal. Memang, ada beberapa orang yang tak
menyukainya, namun tak sedikit pula yang menyukai bahkan menjadikan pizza ini
sebagai makanan favorit. Yang menyukainya pun dari berbagai kalangan, mulai
dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.
Namun
ada satu hal yang membuat saya tertegun dengan kenyataan tentang pizza. Salah
satu acara di stasiun televisi swasta di Indonesia yang bertemakan “Di Balik
Kelezatan Pizza” mengungkapkan fakta rahasia pizza secara gamblang. Ternyata ada
saja oknum-oknum yang berbuat jahil. Mereka dengan sengaja memberikan zat-zat
yang berfungsi untuk mengawetkan makanan, namun tak seharusnya untuk makanan,
biasanya adalah pijer atau yang biasa disebut dengan borax. Sebelumnya sudah
pernah ada berita-berita tantang borax yang ditambahkan pada beberapa jenis
makanan, seperti bakso, tahu, mie, dan sebagainya. Berikut saya berikan sedikit
info tentang zat tersebut yang saya rangkum dari hasil browsing melalui google.
Borax
atau Borax Anhydrous atau Pentahydrate atau Decahydrate adalah nama lain dari
pijer, bleng, cetitet, obat puli, atau obat gander. Nama borax adalah yang
paling dikenal di kalangan masyarakat.
Bleng
(dari bahasa Jawa) adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang
dipakai dalam pembuatan beberapa makanan tradisional, seperti karak dan gendar.
Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat. Bleng adalah
bentuk tidak murni dari boraks, sementara asam borat murni buatan industri
farmasi lebih dikenal dengan nama boraks. Dalam dunia industri, boraks menjadi
bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol
kecoak.(wikipedia)
Borax
adalah salah satu bahan tambahan pangan yang dilarang menurut Permenkes RI No.
722/Menkes/Per/IX/1988 dan No 1168/Menkes/Per/X/1999. Daftar bahan tambahan
pangan yang dilarang tersebut yaitu:
1.
Natrium Tetraborat ( Borax)
2.
Formalin (Formaldehyde)
3.
Minyak Nabati yang di Brominasi/
Brominated vegetable oil.
4.
Kloramfenikol ( Chlorampenicol )
5.
Kalium Klorat ( Potassium Chlorate )
6.
Diethil pirokarbonat (Diethyl Pyrocarbonate, DEPC)
7.
Nitrofurazon (Nitrofurazon)
8.
P-Penetilkarbamida (
P-Penethylcarbamide, dulcin,4-ethoxy phenil uea)
9.
Asam Salisilat dan Garamnya ( salicylic
acid and its salt)
Ambang
batas pijer atau boraks yang boleh dikonsumsi adalah 3-6 gram untuk bayi dan
anak-anak, dan 15-20 gram untuk dewasa. Apabila telah melampaui ambang batas,
pijer atau boraks akan menyebabkan gangguan pada kesehatan.
Gangguan
jangka pendek yaitu mual, badan terasa tidak enak, lemah, diare, sakit kepala,
demam, dan muntah darah. Apabila borax dikonsumsi dalam waktu yang lama akan
menimbulkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks
menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem
saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun,
kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian.
Nah,
dari sumber-sumber di atas, kita bisa ketahui bahwa borax itu dilarang karena
dapat merusak kesehatan. Bagaimana dengan penjual makanan yang sudah ketahuan
menambahkan borax, seperti pizza?
Penambahan
borax ini mereka lakukan agar mereka dapat menjual dengan murah dan tentunya
awet sehingga dapat menimbulkan keuntungan yang lebih bagi penjual pizza itu.
Yang sedikit lebih membuat saya geregetan adalah, salah satu dari oknum pembuat
pizza dengan bahan berbahaya itu menjual pizza di sekolah-sekolah, di mana
sekolah itu selalu ditemukan anak-anak yang perkembangannya perlu diperhatikan
karena merupakan saat-saat terbaik untuk mengembangkan kemampuannya. Jika
penjual makanan di sekitar mereka saja seperti itu, bagaimana nasib tumbuh
kembang mereka?
Oleh: Indira Karina
Televisi swasta itu aneh ya? Acaranya benar atau cuma rekayasa semata spt termehek mehek dulu. Kalau memang benar kenapa tdk dilaporkan dan diproses ke pihak berwajib.
BalasHapusTerkesan hanya menaikkan rating, karena pelakunya pun dilindungi dengan cara disamarkan.
Hapus