About

“Di Balik Kelezatan Pizza”?


Pizza. Siapa yang tak kenal dengan jenis makanan yang satu ini. Makanan khas yang berasal dari Italia ini sudah tak asing lagi di Indonesia. Rasanya yang menggigit dan tampilannya yang khas dan menarik dengan warna yang menonjol membuat makanan ini mudah dikenal. Memang, ada beberapa orang yang tak menyukainya, namun tak sedikit pula yang menyukai bahkan menjadikan pizza ini sebagai makanan favorit. Yang menyukainya pun dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.
Namun ada satu hal yang membuat saya tertegun dengan kenyataan tentang pizza. Salah satu acara di stasiun televisi swasta di Indonesia yang bertemakan “Di Balik Kelezatan Pizza” mengungkapkan fakta rahasia pizza secara gamblang. Ternyata ada saja oknum-oknum yang berbuat jahil. Mereka dengan sengaja memberikan zat-zat yang berfungsi untuk mengawetkan makanan, namun tak seharusnya untuk makanan, biasanya adalah pijer atau yang biasa disebut dengan borax. Sebelumnya sudah pernah ada berita-berita tantang borax yang ditambahkan pada beberapa jenis makanan, seperti bakso, tahu, mie, dan sebagainya. Berikut saya berikan sedikit info tentang zat tersebut yang saya rangkum dari hasil browsing melalui google.

Karya Terpendam


Aku buka lembar demi lembar dari buku usang ini. Hemm buku, tapi tidak juga. Ini hanyalah tumpukan lembaran kertas yang tak terpakai. Di balik tulisan-tulisan tangan ini sudah ada tulisan sebelumnya, tulisan yang aku tidak mengerti apa maksudnya.
“Bu Lek, memangnya mulai kapan Pak Lek nulis?”
“Sudah lama, Nduk. Sebelum nikah sama Bu Lek, beliau sudah nulis. Bu Lek lihat dari semua tulisannya. Bahkan ketika masih belum nikah, Pak Lek buat puisi dan gambar untuk Bu Lek. Agak lucu, sih, ketika Bu Lek ingat itu.” Sambil tersenyum menatap langit-langit rumahnya yang sederhana, Bu Lek mengenang saat-saat indah bersama Pak Lek.
“Berarti sudah lama ya. Pantas saja segini banyaknya.” Aku lihati tumpukan kertas berisi coretan-coretan gambar dan tulisan Pak Lek yang banyak ini, mulai dari yang lama, sekitar tahun 1970an sampai yang terbaru.

Bening



Seperti butiran pagi itu
Yang bergelung mengkubah di ujung daun
Bergelung saja,
Tak menetes jua
bergelung saja

Seperti serpihan resah subuh ini
Yang terdinding rapi di tirai sanubari
Terdinding saja,
Tak terungkap jua
terdinding saja

GLADAG KEMBAR


Tubuh tua, dan kaki yang rapuh itu mulai menapakkan diri di jalan perjuangan, tempat mempertaruhkan nasib hanya untuk sesuap nasi. Kota Jember nama tempat harapannya, dan Gladag kembar atau jembata kembar, sebagai salah satu tujuannya. Ia seorang kakek tua penjual pisang keliling. Namanya Parman, berusia sekitar enampuluh lima tahun. Bertubuh kurus, sedikit pendek dan biasa memakai topi yang sudah kumal. Orang yang melewati jembatan tersebut pasti akan menjumpainya, karena dia satu-satunya pedagang pisang yang memilih jembatan sebagai ladang rezekinya.
Jembatan padat dengan kendaraan, panas matahari menyengat, hujan yang terkadang melenyapkan kesegaran pisang-pisangnya, asap kendaraan yang siap meracuni pernafasaannya, dan rawannya keamanan lalulintas yang bisa tiap saat mengintai dirinya, tak membuatnya meninggalkan jembatan itu. Mungkin ada kenangan, atau karena Gladag Kembar adalah tempat pertama ia jumpai saat kakinya menginjak tanah Jember.

AKU SEDANG TIDAK INGIN MENULIS


Kau tahu sebuah keterpaksaan justru mempersempit kemauan? Jika kau sepakat dengan pendapatku kau tidak perlu membaca tulisan ini, karena aku sedang tidak ingin  menulis.
Mudah saja orang bilang menulis itu gampang. Pokok menulis. Sayang tidak semua orang bisa membiasakan atau karena menulis memang belum menjadi kebiasaan.
Ada sebuah aturan dari sebuah organisasi yang mewajibkan para anggotanya  menulis. Aturan itu memang sulit ditentang. Aku bagian dari organisasi ini.

IDEALIS (Realistis dan Fiktif)


            Terinspirasi dari buku “What ever you think, think the opposite” karangan Paul Arden. Sebuah tulisan yang berkebalikan dimana apa yang kita pikirkan belum tentu benar, terkadang hal yang gak rasional banget justru menjadi sebuah terobosan yang fenomenal. Mengutip sebuah kisah dari buku tersebut, ada kisah seseorang yang memiliki posisi sebagai manajer di sebuah perusahaan ternama, namun pada usia tertentu dia mengalami kejenuhan dengan apa yang dilakukannya. Hingga pada suatu saat ia mengatakan pada atasannya sebuah hal yang irrasional dan gak masuk akal banget. Ia memutuskan keluar dari perusahaan tersebut dan berniat menjadi seorang penggebuk drum alias drummer. Atasannya tidak yakin ia akan sukses. But diluar dugaan, ia sukses menjadi drummer band Cream dan menjadi band pengiring musisi inggris Eric Clapton.

FIGUR PEMIMPIN DALAM SHOLAT BERJAMAAH


Entah, sedang khusyuk beribadah atau memang sedang menggali inspirasi ketika sholat jumat. Kala itu pikiranku melayang jauh. Hanya tertuju dan berpikir, kenapa makmum selalu patuh pada imam?
Imam adalah seorang pemimpin dalam sholat. Tidak sekedar asal-asalan seseorang yang ditunjuk sebagai imam dalam sholat. Banyak sekali kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang imam. Mulai dari bacaan ayat yang harus fasih sampai penguasaan ayat-ayat yang tidak monoton. Belum lagi biasanya seorang imam dipilih dari kalangan orang yang sudah cukup umur.

“Surat”


            Langit menyulam awan mendung dengan guratan-guratan bermuka muram. Angin bertiup kencang sampai dahan pohon depan rumah berguncang, daun-daunnya menerpa jendela kamar sampai berisik. Berulangkali Lastri memanggil anaknya Nis dengan suara tipis yang nyaris karam tertelan hujan.  
            Sore itu Lastri ketakutan. Petir yang meledak-ledak membuatnya seringkali terkejut. Belum lagi suara bergemerusuk dari daun yang menyetubuhi kaca jendela kamarnya. Nafasnya sesak tercekat di tenggorokan. Tubuhnya menggigil kedinginan. Hanya tangan Lastri yang masih memilin butiran tasbih sembari berdzikir.

TIPS SEHAT DI MUSIM PENGHUJAN


Musim hujan kini telah tiba. Setiap hari hujan turun tanpa pernah bisa diduga. Terkadang pagi begitu cerah, menjelang siang langit sudah mulai menghitam. Dan tak butuh waktu lama, hujan akan turun dengan begitu derasnya.
Di musim penghujan ini, ada banyak hal sepele yang terkadang dilupakan. Salah satunya adalah menjaga kesehatan kita. Padahal kesehatan menjadi hal paling rentan ketika musim hujan telah tiba. Berikut ini ada beberapa tips agar kita selalu tetap sehat dan bugar meski harus berjuang menaklukkan hujan setiap hari.

KEHILANGAN


Mereka bilang  ini hanya masalah merelakan
Sebagian sempat berkata, biarkan waktu yang menyembuhkan semua
Dan yang lain menimpali untuk tak lagi mengenang yang sudah terjadi
Untukku…
Ini jauh dari definisi yang sudah mereka sampaikan
Teorema ikhlas tak lagi mampu menenangkan risau akan kehilanganmu
Segalanya masih tergambar jelas

JANGAN MENANGIS IBU


“Ya Allah, apa yang bisa aku berikan untuk Anakku? Aku tidak bisa bekerja untuknya, aku bahkan tak mampu membiayai sekolahnya, sehingga ia harus bekerja. Aku hanya bisa merepotkannya dengan kelemahan tubuhku yang tak mampu untuk bekerja lagi. Engkau maha adil ya Robb, engkau titipkan dia padaku, namun aku tidak bisa menjaganya dengan baik, aku tidak mampu memberinya kebahagiaan seperti ibu yang lain, bahkan aku membuat ia harus mencari nafkah menggantikan diriku yang sakit ini.
            Ya Rohman, kasih sayangmu tiada bertepi. Engkau mengetahui keadaan hamba, engkau paling tahu apa yang terbaik untuk diri ini, karena itu ya Allah, berikanlah kebahagiaan untuk anakku! Berikan kemudahan rizky pada kami agar Dilla bisa tetap sekolah layaknya anak SD lainnya, yang bisa bermain bahagia bersama teman-temanya, bukan lagi sekolah sambil bekerja, dan berikan kesehatan fisik ini ya Robb! Agar hamba bisa kembali bekerja” airmataku mengalir mengiringi tiap kalimat doa yang aku persembahkan pada Allah

Hikmah di Balik Keterpaksaan yang Indah

Sabtu, 17 mei 2000
Awan menggelanyut di langit sore yang kemerah-merahan. Burung-burung terbang munuju sarangnya. Jalan raya tampak ramai dengan sepeda motor yang lalu lalang. Nyala lampu-lampu kendaraan menerangi jalanan yang mulai redup. Debu-debu jalanan beterbangan di sekitar jalan besuki rahmat yang memang berdebu. Jalan tersebut tak begitu ramai karena memang bukan jalur utama di daerah tersebut. Sinar matahari semakin meredup, tergantikan lembayung kegelapan yang datang merangkak meyelimuti sang waktu.
Dari ujung jalan arah menuju jalan raya terlihat seseorang mengendarai sepeda motor.  Ia adalah seorang perempuan berumur 20-an yang mengenakan jaket jeans berwarna biru dan kerudung biru tua yang membalut wajahnya yang cantik. Setalah menempuh jarak sekitar 20-an meter ia menghentikan sepeda motornya di sebelah kanan di seberang jalan. Tangannya merogoh sesuatu dan mengeluarkan secarik kertas. Sejurus kemudian ia menoleh ke rumah yang ada di sebelah kanannya, lalu mengendarainya memasuki halaman rumah tersebut. Di sana terdapat dua rumah yang halamannya menjadi satu. Ia menhampiri pintu rumah yang telah ia amati sedari tadi.

Cobaan atau Anugerah?

Senin, 3 September 2012
Awan-awan di langit sore tampak memerah karena belaian sang mentari yang mulai terbenam. Sang malam mulai merangkak menyeret jubah kegelapannya. Kelelawar dan binatang malam lainnya mulai keluar dari sarangnya. Kodok-kodok mulai melantunkan marching band-nya, melengkapi suasana malam musim hujan ini.
Ini hari ketigaku masuk kelas setelah masa orientasi di asrama ini. Menyenangkan sekali, ketika pembelajaran, bisa bertemu guru yang asyik cara mengajarnya, dan juga bisa kenal siswa-siswa baru lainnya.
Tapi di sini aku harus fokus pada tujuanku. Mencari ilmu karena Allah untuk menjadi orang yang rahmatan lil’alamin. Dan ini merupakan kesempatan yang langka bisa belajar bahasa inggris gratis di tempat ini. Hanya bayar untuk sewa asramasaja, – yang murah jika dibandingkan kos di tempat lainnya – aku sudah bisa menikmati fasilitas yang memuaskan ini, dan juga bisa belajar bahasa inggris. Hemm.. nikmat ^_^

JA’I MALING KELAPA


Tidak ada orang yang benar-benar baik di zaman ini. Jika bukan bagian dari orang-orang yang menyakiti, pasti kita bagian orang yang yang suka memikirkan orang yang suka menyakiti. Namanya juga waspada. Tapi coba pertimbangkan lagi, apakah waspada yang kita maksud itu bukan curiga?
Maling teriak maling, banyak. Maling menuduh orang lain maling, banyak. Maling yang diam, padahal sudah banyak yang sudah menjadi korban, banyak. Tapi maling yang satu ini adalah maling yang aneh dibanding maling-maling itu.

KEHILANGAN CINDY


Suasana begitu sepi. Seakan tak ada angin yang bergerak. Begitu hening, hanya terdengar bunyi detakan jarum jam dinding besar coklat. Rumah ini seperti mati, kehilangan jiwanya. Tak ada keceriaan yang juga membuat orang lain ceria. Tak ada teriakan menggemaskan. Tak ada pula tangisan yang menyabarkan.
“Ayah, Cindy sekarang sedang apa ya?” Bu Renike menanyakan sesuatu yang tak dimengerti oleh suaminya, Pak Sofyan.
“Kita doakan saja dia. Pasti  Tuhan memberikan tempat yang terbaik untuknya.” Pak Sofyan mencoba menghiburnya..

TIPS & TRIK MEMANCING IDE NULIS


                Membuat sebuah karya memang membutuhkan adanya sebuah gagasan cemerlang agar menarik untuk dibaca. Gagasan itulah yang berkembang dari hal yang dinamakan ide. Pernahkah kawan tengah melamun dan tiba-tiba memikirkan sesuatu yang berbeda? Ya, itulah ide. Pemikiran kecil akan suatu hal yang bisa berkembang menjadi berbagai karya tulis baik fiksi atau non fiksi yang dapat kita temukan di mana saja. Di mana saja. Bisa di kebun, di sekolah, di kantin, di halte bis, di rumah sakit, bahkan di toilet pun kita bisa menemukan ide-ide jitu. Tidak percaya? Baiklah kita buktikan dengan langkah-langkah berikut ini.

Menatap Masa Depan

(Mengadaptasi dari  video : https://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=JSwqFoDIFSQ )
     Oleh: Heri Istiawan

            Tatkala itu pagi masih begitu erat memeluk dinginya embun yang membasahi di setiap tetesanya pada dedaunan, dan sang surya yang masih nampak malu - malu bersembunyi di balik selimut awan yang amat sangat empuk itu untuk menampakan batang hidungnya, di pagi itu nampak dua pemuda yang sedang asik membicarakan sesuatu, sesuatu yang masih belum temu titik temunya, di situ mereka menaruh rasa yang begitu bergejolak dalam jiwa mereka, karena mereka ingin mencapai dan meraih semuanya yang ada dalam benak mereka, maka mereka menemukan gagasan dan landasan baru untuk mewujudkan keinginanya itu. sebut saja embro dan pipo,dan setiap kali mereka bertemu mereka selalu membicarakn keinginanya untuk membeli rumah, sapi dan lain2, dan sementara itu mereka harus berjang dan bekerja keras untuk meraih kesuksesan mereka, mereka selalu berdo’a kepada ALLAH SWT, namuan apa yang mereka dapat do’a-do’a mereka selama ini masih belum di jawab sama sekali oleh allah, akan tetapi mereka tidak berhenti ampai di situ, masih seperti tujuan awal mereka yaitu ingin menjadi orang  yang sukses, di benak mereka hanya ada bekerja dan bekerja, hingga pada suatu hari mereka melihat dipapan pengumuman yang di buat oleh kepala desa setempat bahwasanya di sana tertera ada lowongan pekerjaan, yang di situ kerjanya sangat mudah hanya mengambil air dari bukit gunung dan di taruh di penampungan air yang telah di sediakan, karena di desa mereka pada saat itu memang lagi terlanda krisis air, tampa pikir panjang mereka langsung mendaftarkan diri mereka untuk ikut serta bekeja dan berkecimpuh di bidang itu, dengan bekal 2 pasang ember yang melekat pada tangan mereka, mereka bekerja dengan amat giat pagi hingga menjelang sore hari, dan pada sore harilah mereka mengambil hak-haknya, dan mereka mendapatkan upah itupun tergantung dari berapa banyak jumlah ember yang telah mereka isi, hari demi hari mereka mulai berfikir bagaimana caranya agar mendapatkan air yang lebih banyak, dan mendapatkan uang yang lebih banyak agar cita-cita mereka akan cepat tercapai, saat usai dari pekerjaanya mereka pulang ke gubuknya masing-masing akan tetapi pada malam itu mereka tak lansung tidur, mereka sedang memikirkan sesuatu, embro memiliki pemikiran yaitu dia akan memperbesar timbanya, dia berfikir dengan memperbesar timba itu maka dia akan mendapatkan penghasilan yang lebih dari pada yang sebelumnya, berbeda agi dengan penemuan pemikiran pipo, dia menemukan gagasan baru bahwasanya dia ingin merancang membuat saluran air,
            Keesokan harinya mereka sepert biasanya sebelum berangkat mereka berkumpul dulu di tempat biasanya mereka bertemu, di situ pipo memberi tau pada embro tetang penemuan barnya yaitu membuat saluran air, namum apa resopon yang pipo dapat, pipo di tertawakan oleh sahabatnya embro, akan tetapi pipo tak berheti begitu saja, dengan tak ada persetujuan dari sahabatnya, dia akan tetap melanjutkan misinya walaupun dngan seorang diri,
            Detik demi detik, menit demi menit, hari demu hari, bahkan bualan demi bulan waktu terus berjaan begitu cepat namun hasil yang di ciptakan pipo belum terlihat, tetapi dia masih terus mengali dan mengali di setiap waktu kosongnya itu, akan tetapi dia juga masih mengunakan waktunya yang lain untuk memanfaatkan timbanya, dan waktu itu hasil yang telah di dapatkan embro sudah nampak, dia sudah bisa membeli rumah dan se ekor sapi, akan tetapi kehidupan embro sekarang telah berubah, dia menikmati hasil jerih payahnaya sepulang dari kerja dia langsung pergi ke bar dan sering mabuk mabukan, sedangkan pipo dia masih mengali tanah dan banyak cemoohan dan hujatan dari warga setempat hingga dia di juluki oleh orang 2, dengan julukan“pipo si manusia saluran pipa” akan tetapi semua itu tak menyurutkan semangatnya, dia tetap pada pendirianya itu, setelah selang satu tahun karya si pipo mulai nampak sedikit demi sedikit dan mulai hampir selsai, akhirnya karya penemuan pipo untuk membuat saluran air selsai juga, sekarang pipo sudah menikmati hasilnya, walau dia tidur, atupun berpergian untuk berlibur gaji pipo terus mengalir seperti halnya ailiran sungai yang mengaliri desa itu sungguh beuntung si pipo, namuna bebeda sekali dengan kehidpan si embro  sekrang ini, di usianyaa yang semakin tua dia mulai bungkuk sebab beban timba yang begitu berat, dan raut wajahnyapun sudah berubah tak se ceria yang dulu kala.
            Kini hidup pipo jauh lebih enak daripada kehidupan embro sedangkan semua warga di desa itu yang dulunya menghina hina pipo kini mereka mulai sadar dan meminta maaf pada pipo, dan karya yang di hasilkanyapun sekarang sudah bisa di rasakan oleh semua orang yang ada di desa itu termasuk embro, dan sekarang mereka tak khawatir lagi akan datanya kekurangan air.
            Dari kisah di atas kita dapat megambil manfaatnya di antaranya jangan sampai kita menertawakan apa yang kita lakukan hari ini yang mungkin tidak bisa kita wujudkan, tapi takutlah pada seseorang yang engkau tertawakan itu, karena suau saat nanti dia akan menertawakanmu, dan kita juga dapat mengambil pelajaran bahwa si pipo dia tidak memikirkan egonya sendiri akan tetapi dia jga memikirkan kelanjutan kehidupan yg ada di desanya..
             Memang hasil yang nyata akan membawa kita untuk melakukan apapun untuk meraihnya, akan tetapi pipo telah menunjukan kita bahwasanya janganlah membarter waktu kita dengan uang, dengan berkerja keras satu kali kita akan mendapatkan hasil yang maksimal.

Pembunuhan Misterius

Kasus yang kedua yang terjadi pada pembunuhan mahasiswa yang samapai kini belum ada tindakan dari pemerintah memberikan pesan bahwa lemahnya pemerintah dalam penanganan hak asasi manusia.
(Mengadaptasi dari film dokumenter : http://www.engagemedia.org/Members/thecamp/videos/payung_hitam/view)
     Oleh : Ibnu Wicaksono 


Payung Hitam (The Black Umbrella) merupakan sebuah film documenter yang menerangakan penuntutan Hak Asasi Manusia (HAM) kepada Pemerintah. Ada 2 pihak yang merasa dirugikan dan mengadakan unjuk rasa dengan memakai paying hitam di depan istana Negara setiap hari Kamis.
Perjuangan dua tokoh perempuan, Neneng (35th) salah satu warga Rumpin yang tanah 1000 hektarnya, di ambil secara paksa oleh angkatan udara pada tahun 2007, dan Ibu Sumarsih adalah orang tua Wawan (mahasiswa atmajaya) korban penembakan ketika era reformasi, yang sampai sekarang belum di
tindak lanjuti kasusnya.

Mereka berdua bertemu di hari kamis, di aksi diam. Di mana setiap hari kamis para pejuang-pejuang dari berbagai macam kasus, dari era 65-sekarang selalu berdiri di depan istana, memegang payung hitam, membawa pesan-pesan para pejuang untuk di sampaikan ke Presiden.

Kedua tokoh ini merupakan perwakilan dari sekian banyak pejuang lainnya yang menuntut keadilan dan melawan lupa. Ibu Neneng seorang petani dan ibu rumah tangga dengan 5 anak, ketika tahun 2007 membuat dirinya menjadi aktivis, mencari tahu tentang advokasi hukum dan hak-hak kemanusiaan.
Dirinya menjadi refleksi pembelajaran bagi warga rumpin lainnya, karena Ibu Neneng mendapatkan banyak informasi sehingga bisa menindaklanjuti aksi-aksi berikutnya untuk kasus Rumpin.

Ibu Sumarsih (57th), pensiunan DPR dan sekarang hidupnya ia teruskan sebagai bentuk perjuangan Wawan anaknya yang tidak pernah di berikan kejelasan dari Negara. Sudah hampir 13 tahun ia berjuang melawan lupa mengalami berbagai macam tindakan dan respon yang mendukung dari berbagai
macam pihak. Ibu Sumarsih juga mempelopori kegiatan kamisan dengan memakai baju hitam setiap kegiatannya, dan selalu hadir di depan istana untuk menyuarakan keadilan. Sampai pertemuan keduanya di kamisan, menjadi agenda kehidupan keseharian mereka yang tidak akan pernah selesai sampai keadilan mereka dapatkan.

Film documenter “Payung Hitam” ini banyak memiliki pesan yang ingin disampaikan. Sebagai wadah atau media pengingat bagi para penguasa yang selalu melupakan dan meninggalkan tidak mengurus Hak-hak rakyat. Melalui Film ini kita bias melihat bahwa kurangnya penanganan dan kepedulian pemerintah terhadap hak-hak rakyat. Ini bisa menjadikan kinerja pemerintah akan selalu dinilai negative oleh masyarakat. PEnegakan hukum di Negara ini juga masih lemah. Siapa yang beruang banyak, dialah yang bisa berkuasa bebas di atas hukum. Masyarakatmiskin selalu dibodohi dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang sangat merugikan masyarakat. Kehidupan mereka selalu resah, setiap hari selalu ada pemblokiran dan penggalian sawah. Hal ini menjadikan mereka bersatu untuk melawan. Mereka memiliki keyakinan bahwa diam adalah pengkhianatan dan mundur akan ditindas. Tanah ini bukan milik pemerintah, bukan milik Belanda atau siapapun, tapi milik masyarakat.

My Dream

(Mengadaptasi dari video : http://www.youtube.com/watch?v=oSlvkPXfYyo)
Oleh : Nita

Butir-butir salju tampak keputihan dan tak berhenti turun sejak sebulan yang lalu. Langit bulan November yang tak sepenuhnya cerah itu selali membawa butir salju dari langit. Tangan Seo Eun tampak menikmati setiap butir yang jatuh itu. Dia bisa menikmati hujan salju kapan saja, tapi hari tampak menyenangkan. Wajahnya tertutup oleh jaket tebal, belum lagi kaca mata hitamnya menutupi matanya. Sendiri. Hening. Hanya ditemani salju yang tak berhenti turun ke bumi.  

"Nona tidak pulang?" suara seorang yang cukup dikenalnya. Oh itu agensinya, hidupnya jadi berantakan karena dia terperangkap di sebuah agensi hiburan. Ini bukan pilihannya, tapi ini pilihan 70% ibu di Seoul. Harusnya dia hidup di Kutub Utara saja. Jadi dia bebas melakukan apa saja. 

Seo Eun Ah, nama yang disandangnya kali ini berpengaruh terhadap kehidupannya di negara ini. Eun Ah, tak pernah bermimpi menjadi seorang idola, orang yang dibanggakan. Meskipun demi sebuah kebudayaan. Jika saja bisa menolak, mungkin dia akan menjadi seorang yang lain. Bukan menjadi seperti ini. Matanya menatap tajam ke arah ahjumma yang memakai jas rapi berwarna hitam, rambutnya sebahu dan memakai rok sewarna dengan jasnya. Managernya yang membuat jadwal konsernya. Tapi Eun Ah membencinya. Ingin melarikan diri tapi tidak bisa. Sudah ada hitam di atas putih. Jika sampai dirinya melarikan diri dari G-Entertainment bisa-bisa dia digugat.

"Baiklah, kita pulang sekarang. Oia, aku ingin nonton konsernya band di Busan, tapi biarkan aku sendirian ya?"

"Busan? bukankah anda diundang di sana?"

"Aku ingin merasakan jadi penonton, aku tak tahu bagaimana rasanya berteriak ketika melihat penampilan artis idola. Hemm...bilang saja aku tidak bisa hadir. Toh biasanya aku selalu datang."

Manajer Seo Eun hanya diam saja. Tak ada respon darinya. Eun Ah jadi tahu dan sudah cukup mengenal manajernya itu. Ketika dia tak berbicara maka dia tak bisa menolak keinginanya. Senyum Eun Ah kini melebar sempurna. Dia akan bersenang-senang di Busan. Menikmati langit Seoul meski dengan segala aksesoris yang tak memperlihatkan bahwa dia juga salah satu artis papan atas di negeri ginseng ini.

***
Busan masih menawan di malam yang tak berbintang. Langit mendung tak menyurutkan keinginanya Eun Ah untuk datang ke konser yang diadakan oleh salah satu stasiun televisi terbesar di Korea itu. Tiket VIP sudah dipesannya. Dengan harga yang lumayan untuk kantong remaja. Tapi di negara yang ditempatinya kini 90% lebih tertarik membeli hal seperti ini daripada fashion. 

Konser akan dimulai dengan penampilan band papan atas di korea, padahal di Seoul sudah menjamur band yang terdiri dari beberapa orang personil. Mereka menari dan menyanyi. Tapi entah kenapa masih ada sebuah band yang cukup exis diantara beberapa boy or girl band itu. Eun Ah jadi ingin tahu apa yang sudah dilakukan olehnya. Karena bisa bertahan sampai sekarang. 

Suara musik mulai mengalun, di panggung sudah ada band yang beberapa personilnya membawa bass, drum dan gitar. Mereka tampak hebat. Setelah vokalisnya menyanyi, tiba-tiba bukan teriakan yang keluar dari mulut Eun Ah, tapi air matanya perlahan menetes. Eun Ah mengamati vokalis yang tampak menguasai panggung, menikmati suasana panggung dan bahagia dengan lagu-lagunya. Dia harus mengenalnya. Itu kalimat pertama yang tersimpan di otaknya. Harus mengenal lelaki itu. Ingin mengenalnya bukan berarti ingin belajar, agensinya sudah cukup andal untuk latihan. Tapi ingin tahu caranya agar merasakan kebahagiaan seperti itu ketika di panggung. Akhirnya Eun Ah datang di tempat fitting bajunya. Mungkin di sana dia bisa bertemu lelaki itu, lelaki yang dikenal dengan nama Lee Hong Dong dari Ft Blue.

"Lee Hong Dong, tunggu!" teriak Eun Ah, lagian lelaki itu pasti mengenalnya. Dia sama-sama selebritis di kota ini.

"Ya, sepertinya aku mengenalmu?" tanya lelaki itu sambil berusaha mengingat-ingat wajah Eun Ah.

"Tentu kau mengenalku, aku juga tahu kamu."

"Oh..pelantun lagu Sweet memory, betul, kan?"

"Ternyata kau ingat. Aku... ingin kita berbicang-bincang jika kau ada waktu."

"Tentu saja, jadwalku sudah tidak padat. Jadi kau boleh menghubungiku kapan saja," ucap Hong Dong dengan penuh antusias. 

"Aku harus pergi, hari ini aku melewatkan acara stasiun tivi ini. Aku ingin menikmati sebagai penonton. Jadi aku tidak hadir di sini."

Setelah itu Eun Ah meninggalkan lokasi itu. Dia akan menghubunginya nanti. Perkenalan yang cukup mengesankan. Dia bahkan mengingat lagunya. Harusnya, Dirinya juga merasakan bahagia yang sama ketika berada di atas panggung itu. Bukankah itu menyenangkan. Tapi tidak menyenangkan untuk dirinya.

***
Lee Hong Dong hanya memandang perempuan yang di sampingnya itu, ini merupakan pertemuan mereka yang kedua setelah teriakan Eun Ah yang dulu mengagetkannya. Perempuan yang aneh. Menghindari acaranya sendiri untuk menghadiri acara yang dihindarinya.
“Bagaimana bisa kau menyanyi seperti itu di panggung?” tanya Eun Ah setelah menambahkan beberapa butir gula di gelasnya.
“Karena aku menyukainya, makanya aku menyanyi seperti itu di panggung. Apa kau tak bisa seperti itu?”
“Aku selalu merasa sedih ketika naik ke panggung, entahlah. Rasanya aku tak akan bisa menyanyi lagi.” Eun Ah menghela nafasnya berat dan memandangi Hong Dong seakan minta jawaban.
“Kau pasti bisa. ingatlah kau bawa mimpi Ibumu dan itu akan menjadi hal yang membahagiakanmu juga.”
Benar apa yang dikatakan Hong Dong, dia memang tak membawa mimpinya, tapi membawa mimpi ibunya. Ibunya ingin dia sukses dengan jalan ini. sedangkan mimpinya yang lain adalah membahagiakan ibunya. Ya, sejak saat ini dia akan menikmati pekerjaannya. Seperti apa yang dilakukan Hong Dong untuk dirinya sendiri.
“Kau dekat denganku hanya untuk ini?” tanya Hong Dong setelahnya.
“Aku pengagummu, tapi aku juga ingin resep bahagia darimu.”
Hanya pertemuan singkat ini yang merubah kehidupan Eun Ah, pemikirannya yang kadang egois dan tak memikirkan yang lain. Dia akan berjanji untuk menyenangkan orang yang mencintainya. Dia akan meraih mimpi-mimpinya dengan cara seperti ini.

Aku adalah Dia

Nasehat Itu Butuh Telaah    
(Mengadaptasi dari video : http://www.youtube.com/watch?v=rUOiHTRiudM)
Oleh : Eny Musyarofah

            Hidup itu adalah pilihan dan setiap pilihan itu akan diminta pertanggungjawaban. Tidak semua nasehat yang tertuju pada diri kita adalah nasehat yang baik, karena sering kali seseorang menjadi lebih terjerumus pada kesesatan karena nasehat yang diterimanya langsung diaplikasikan tanpa berfikir panjang. Dalam menjalani kehidupan kejernihan hati nurani sangat penting untuk mampu menyaring hal-hal yang buruk dan menerima hal-hal baik.
         Keadaaan diri seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari sifat bawaan, orang-orang yang ada disekelilingnya dan kondisi lingkungan. Teman adalah orang yang memberi pengaruh besar terhadap kehidupan seseorang, karena biasanya teman sering kali memberi nasehat apabila keadaan kita dirasa tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak dalam kondisi pada umumnya. Padahal belum tentu seseorang yang berperilaku tidak sesuai dengan kebanyakan orang adalah perilaku yang salah.  Menjadi seorang yang pendiam dan tidak pacaran bukanlah hal yang salah, asalkan menjadi pendiam tetapi tetap mampu bersosialisasi dengan manusia lain. Apalagi pacaran yang sama sekali tidak memberi keuntungan dan hanya mampu menciptakan banyak sekali kerugian.
        Mungkin sangat membekas apabila mendapat nasehat dari seorang teman, apalagi teman tersebut telah meninggal. Nasehat yang diberikan bisa saja menjadi sebuah kata-kata wasiat yang sulit untuk dilupakan, tetapi bukan berarti nasehat seorang teman tersebut benar dan layak untuk dijalankan. Gunakanlah hati nurani untuk berfikir lebih jauh atas nasehat yang telah diberikan. Bisa saja nasehat yang diberikan tersebut mampu memberi pencerahan dalam hidup atau malah menjadi bumeranng yang akan mampu membuat hidup kita yang semula dalam suatu kebenaran  menjadi melenceng dan tidak sesuai dengan aturan. Berhati-hati dalam menelaah apa yang orang lain nasehatkan sangat penting. Dalam film tersebut  Via berkata ”Banyak orang sukses tetapi tidak kuliah.” Mungkin hal itu memang benar, tetapi dengan menjadikan itu alasan untuk membolos saat kuliah, itu adalah kesalahan besar. Kesuksesan itu tidak hanya kemapuan memperoleh kekayaan. Kesuksesan itu adalah mampu menjadikan diri menjadi pribadi yang unggul dan tentu saja pribadi yang unggul tidak didapat dengan menjadi orang yang banyak melanggar nilai norma yang ada.

Apalah Arti Inner Beauty

(Mengadaptasi dari video : /http://www.youtube.com/watch?v=xtanExArfJs)
Oleh : Dwi Wirastianti Novita Sari 

Di sebuah lift, ada dua orang wanita yang terlihat berbeda. Wanita yang satu berbadan gemuk sedangkan wanita yang satu berbadan ramping. Mereka berdua berdiri dalam diam menunggu lift berjalan membawa mereka ke lantai tujuan masing – masing. Sesaat kemudian, wanita gemuk terlihat menutup hidungnya, seperti hendak mencegah bau tak sedap masuk terhirup olehnya. Rupanya ia mencium bau kentut yang berasal dari wanita ramping di depannya. Ini terlihat dari ekspresi dan tingkah laku dari wanita ramping tersebut. Beberapa detik kemudian, pintu lift terbuka dan masuklah beberapa pria. Pintu lift yang terbuka hanya sebentar tentu tidak dapat menghilangkan “aroma” gas dari si wanita ramping itu. Alhasil, ketiga pria itu masih bisa mencium bau gas tersebut. Hanya saja, mereka salah sasaran. Mereka serempak menoleh ke wanita gemuk dan menatapnya dengan tatapan menyalahkan atas bau tak sedap itu.
Saat menonton iklan komersial itu, aku tersenyum. Merasa geli sekaligus prihatin karena ternyata separah itu pandangan orang terhadap wanita gemuk. Bagaimana gemuk telah menjelekkan image seseorang. Lantas, dimana letak inner beauty itu? Inner beauty yang disebut – sebut sebagai kecantikan dari dalam atau cantik secara batiniah . Nyatanya, sangat minim bagi kaum Adam untuk menilai seorang wanita dari sisi batiniahnya. Mereka hanya melihat kecantikan yang visual, yang dapat dilihat dan dirasakan oleh panca indera. Kecantikan ini yang seringkali dijadikan patokan bagi daya tarik wanita, dengan mengesampingkan inner beauty.
Banyak wanita berlomba – lomba untuk menjadi cantik. Alasannya bermacam – macam. Untuk estetika, tuntutan pekerjaan, ataupun untuk menggaet pria tampan dan mapan. Toh pria – pria itu pasti melihat wanita pertama kali dari mata, bukan? Kalau kita jelek, mana mau mereka menatap kita dan mengenal kita lebih dalam, mengenal kita secara batiniah. Itulah argumen – argumen yang sering kudengar. Ada benarnya, estetika atau keindahan yang tampak oleh mata akan mengundang seseorang untuk melihat dan mengenal seseorang lebih jauh. Seperti halnya makanan. Masakan yang disajikan dengan tepat dan indah akan mengundang orang untuk menikmatinya. Tapi tentu saja rasa juga penting, jika penampilan makanan itu terlihat enak namun ternyata rasanya hambar, orang akan berhenti memakannya. Begitu pula dengan wanita. Memang, kecantikan lahiriah itu penting, tapi tidak dengan menomorduakan kecantikan batiniah. Dua hal itu berjalan sejajar dan harus saling menunjang. Cantik lahiriah tidak akan berarti tanpa inner beauty dan inner beauty juga tidak akan tereksplor tanpa adanya kecantikan lahiriah.

Takkan Terganti

(Mengadaptasi dari video : http://www.youtube.com/watch?v=Jlhu5CmLwME) 
Oleh : Putu Adetya

   Selama ini sadarkah kalian tentang apa yang telah kalian perbuat?, Sudahkah kalian membuat goresan senyuman di wajahnya? Tak satu pun dari kita merasa dia adalah sosok pengganggu yang seolah-olah membelenggu ruang gerak kita. Selalu melarang, menasihati dengan penuh kesabaran yang tidak mengenal lelah. Namun,tahukah kalian maksud dari semua ini? tak lain tujuan yang begitu mulialah yang ingin mereka curahkan demi  kebaikkan kita nanti.
    Seperti kisah yang dapat kita petik pelajaran yang berharga dimana hiduplah seorang remaja perempuan dengan ayahnya mengidap tuna wicara, konon kondisi yang dialami ayahnya terjadi sesaat ibunya meninggal dunia karena suatu kejadian yang tragis. Hanya denganbermodalkan penghasilan yang serba berkecukupan dari mata pencaharian ayahnya yang berjualan mie dengan gerobak yang sederhana mereka hidup berdampingan di sebuah rumah kontrakan bak gubuk yang bisa roboh ditiup angin.
    Semua bermula saat sang anak melanjutkan pendidikannya ke sekolah menangah atas, karena ayahnya pikir jarak dari rumah ke tempat ia bersekolah cukup jauh, akhirnya ayahnya memutuskan untuk mengantarkan anak semata wayangnya dengan motor warisan kakeknya. Sebagai ayah pada umumnya, beliau hanya ingin berpesan kepadanya agar belajar yang rajin dan jadilah anak baik di sekolah, tentunya dengan bahasa isyaratlah cara sang ayah menyampaikannya. Namun reaksi pedas dan rasa acuh yang menyakitakan hati yang tampak dari pemandangan pagi itu. Dengan penuh rasa sabar dan sedikit senyuman di wajah ayahnya  seolah menganggap hal itu adalah sebuah isyarat bahwa sang anak mengiyakan pesan darinya.
    Akan tetapi, keadaan di sekolah tidak seperti yang ayahnya harapkan, teman – teman putrinya di sekolah yang mengetahui kalau ayahnya bisu kerap mengganggunya, mereka tak henti-hentinya menghina ayah sang buah hati. Awalnya dia hanya mencoba untuk tidak mempedulikan hal itu namun sikap mereka yang begitu keterlaluan berhasil membuatnya tak tinggal diam dan mencoba membela nama baik ayahanda.
    Sebuah kontak fisik pun terjadi hingga berujung pahit, sehingga membuat peristiwa itu tersebar bahkan sang ayah mengetahui bahwa yang terlibat itu putrinya sendiri. Sesampainya di rumah sambutan yang tak biasa diperlihatkan ayahnya kepada anaknya. Tak disangka, seorang ayah yang biasa menyambut kepulangannya dengan ramah dan penuh kasih saying yang lembut, sesaat berubah menjadi pertarungan hebat antara anak dan ayah. Karena merasa tak tahan lagi untuk berada di rumah, sang putri pun angkat kaki dari rumah itu dan terjun ke dunia gelap bersama teman lamanya yang kini mereka bertemu dan saling bertukar pikiran.
    Sementara Sang ayah yang duduk termenung tak tahu harus berbuat apa lagi untuk meyakinkan buah hatinya bahwa ia masih sayang padanya. Ia merasa gagal untuk menuruti semua keinginan putrinya itu, sampai-sampai perasaan itu terbawa  saat ia bekerja yang melakukan segalanya dengan setengah hati. Di sela –sela pekerjaannya ia pun merenungkan tentang cara apa yang harus ia perbuat demi membuat hubungan keduanya membaik. Akhirnya sang ayah berniat untuk memanfaatkan waktu ulang tahun putrinya untuk meminta maaf karena ia rasa semua ini adalah kesalahannya.
    Kue ulangtahun yang sederhana telah siap di meja, yang dihiasi lilin dengan nyala api kecil yang begitu indah dan terangnya mampu menyinari ruangan itu lengkap dengan tulisan  ”Selamat Ulang Tahun” terpampang dengan eloknya di atas kue itu. Selagi menunggu anaknya keluar dari kamarnya sang ayah mencoba menyusun kata-kata yang kali ini sekiranya membuat putrinya mengerti maksud hati sang ayah. Karena jika tidak, entah apa yang terjadi melihat sang putri pulang dengan wajah yang bermuram durja dan terus mengurung diri di kamarnya.
    Setelah menunggu cukup  lama, rasa curiga yang terus menghantui sang ayah tentang keadaan putrinya yang tak kunjung muncul juga dari kamarnya, membuat sang ayah mengetuk dan gelisah sebenarnya ada apa di dalam. Beribu-ribu ketukan telah dicoba namun tak ada jawaban dari dalam. Akhirnya sebuah dobrakan kencang dilancarkan sang ayah dan alangkah terkejutnya ia melihat putri satu-satunya terbaring tak berdaya dengan berlumuran darah.
    Tindakan cepat dilakukan oleh sang ayah, rumah sakit terasa begitu jauh mengingat sang putri yang terus meneteskan darah seiring langkahnya menuju tempat itu, bagaikan nyawa yang hilang di setiap tetesan darah yang mengalir membuat ayahnya tak kuasa menahan tangis melihat keadaan putrinya yang sangat mengenaskan ini.
    Sesampainya di tempat itu, sang ayah memohon kepada dokter agar nyawa anaknya itu dapat diselamatkan apapun caranya. Tanpa pikir panjang sang ayah meminta dokter untuk mengambil darahnya demi menyelamatkan putrinya.
Semua berlalu begitu cepat, tak ada yang dapat menghentikan kejadian pada malam itu, sang ayah yang telah tak bernyawa turut menemani putrinya yang keadaannya begitu membaik seiring dengan liter demi liter darah yang direlakannya untuk putrinya tercinta.
    Ketika terbagun, sang putri kaku tak bisa berkata apa-apa lagi, melihat sang ayah yang selama ini telah menjadi sosok yang selalu menyayangi dan merawatnya hingga ia beranjak dewasa. Ia rela mengorbankan nyawa berharganya demi keselamatan jiwa sang putri. Penyesalan yang tak dapat mengubah keadaan dan membantunya untuk membuat sang ayah hidup kembali telah memenuhi ruangan tersebut. Kata maaf belum sempat ia lantunkan, Kini ia baru tahu di balik keterbatasan ayahnya  itu tersimpan tujuan yang mulia untuk membimbing dirinya menjadi anak yang berhasil suatu hari nanti bahkan tujuan itu mampu melebihi pengorbanan ayah normal lainnya.       


“Kecewa akan suatu hal itu hal yang biasa
Namun janganlah mengecewakan seseorang karena suatu hal yang biasa”

Rumah Manusia

Generasi Muda untuk Selamatkan Rumah Manusia (Bumi)!
(Mengadaptasi video dokumenter dari : http://www.youtube.com/watch?v=l95YYumD59A)
          Oleh : Ainul Maghfirah

Bumi adalah planet paling ideal yang Allah berikan sebagai tempat manusia menjalani kehidupan di dunia. Bumi terdiri dari banyak komponen yang Allah jadikan sebagai hiasan dan fasilitas kehidupan manusia. Komponen – komponen tersebut berupa pegunungan yang sejuk, tanah yang di atasnya tumbuh tanaman padi yang hijau, Air yang mengalir membentuk suatu jalan yang bernama sungai, buah – buahan dengan aneka rasa, bunga dengan aneka warna dan aroma, tanaman – tanaman hijau, hayawan dengan banyak jenis, udara, logam – logam yang berkilauan dan lain sebagainya.
Manusia dan semua komponen bumi memiki hubungan yang reversibel. Hubungan ini harus berjalan dengan seimbang agar kehidupan keduanya bisa lestari. Manusia bertindak sebagai subjek untuk mengolah dan menjaga kehidupan komponen bumi yang lain, dan komponen bumi bertindak sebagai objek fasilitas untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Perkembangan zaman menunjukkan hasil olahan manusia yang semakin maju dalam bidang teknologi. Jarak bukan lagi menjadi masalah waktu. Telepon telah menghemat banyak waktu yang di zaman sebelumnya dapat dihabiskan oleh jarak untuk berkomunikasi. Kesibukan manusia yang semakin hari semakin padat dan kompleks dapat dipermudah oleh kendaraan bermotor yang lebih cepat dari unta dan komputer dengan program – program canggihnya.
Kemajuan teknologi yang dicapai oleh manusia perlu dijadikan suatu kebanggaan. Ini menunjukkan bahwa manusia memang bisa menggunakan akalnya, memang makhluk tuhan yang paling istimewa. Ketidak – adaannya akal pikiran pada hewan sertanya adanya dinding sel pada tanaman yang membuatnya tidak bisa seelastis dan sedinamis manusia dan hewan membuat keduanya (hewan dan tanaman) hanya bisa berada di posisi “objek”. Akal pikiran dan nafsu/perasaan yang Allah berikan kepada manusia  telah membimbing manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi, menjadi satu – satunya makhluk yang dapat mengolah segala hal yang ada di bumi.
Namun, kemajuan – kemajuan ini bukan tanpa resiko. Kendaraan bermotor yang tiap hari tak pernah absen di jalan raya perkotaan maupun perdesaan telah menyumbangkan polusi yang cukup besar. Polusi ini dapat berdampak buruk baik bagi kesehatan manusia maupun kesehatan bumi. Bukan hanya penggunaan kendaraan bermotor, namun fasilitas lain yang dibuat oleh manusia seperti kulkas dan AC telah menjadi tersangka utama dalam pemanasan global.
Tanaman yang Allah ciptakan buat manusia, dengan kepintaran manusia telah terbukti bahwa tanaman adalah suatu mukjizat yang harus dilestarikan. Uniknya, saat manusia ditakdirkan untuk menghirup oksigen dan mengeluarkan banyak karbondioksida baik dari dirinya maupun dari teknologi ciptaannya, tanaman Allah set sebagai penghirup karbondioksia dan penghasil oksigen. Tidakkah kita berpikir, bahwa mungkin saja ini sebagai suatu sistem kesetimbangan yang terancang. Karbondioksida dalam jumlah berlebihan dapat mengakibatkan meningkatnya efek rumah kaca yang juga menjadi penyebab pemanasan global. Tanaman bukan hanya sekedar sebagai penghirup karbondioksida, dia juga mempunyai fungsi lain yang tak kalah pentingnya seperti penampung air hujan untuk cadangan air saat kemarau.
Fakta akan ilmu pengetahuan yang telah menyebar luas ini sayangnya hanya seperti angin yang berlalu bagi sebagian orang. Kenyataannya, penebangan pohon secara liar masih terjadi. Penebangan ini menyebabkan berkurangnya jumlah tanaman. Tentunya, fenomena ini dapat menyebabkan banyak kerugian terutama dalam segi lingkungan. Penggundulan gunung dapat memicu terjadinya erosi, banjir, perubahan iklim mikro dan kepunahan suatu spesies jenis fauna yang langka.
Seorang warga Padang Ulak Tanding, Mukmin dalam eksposnews.com menginformasikan bahwa setiap minggu ratusan meter kubik kualitas ekspor diperkirakan telah dikeluarkan dari kawasan hutan itu di sumatera selatan, sedangkan para penebang kayu secara liar dalam kawasan hutan itu sebagian besar adalah para pekerja harian yang diupah oleh pengusaha kayu di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan (Sumsel).
            Masalah perekonomian telah menggelapkan mata dan pikiran manusia, sehingga secara sadar manusia telah merusak dan melenyapkan mukjizat dari Allah yang berupa tanaman. Ini menjadi tugas kita semua untuk menghentikan pembantaian pohon. Oleh karena itu, mari rapatkan barisan wahai generasi muda! Rapatkan barisan untuk menjadi generasi penerus yang baik, hingga saatnya kita memegang dunia, kita bisa mengolah bumi dan isinya dengan baik. Tujuan menjadi pemimpin di muka bumi-pun dapat terlaksana dengan baik.
SEMANGAT!

lelah


Asa memudar dalam jejak yang semakin hilang...
Menepilah lelah yang mulai membayang
Bersandarlah pada jiwa
Jiwa kesepian

Wahai gelap yang tergantung ditepian langit
Jatuhkanlah semua yang ada...
Biarkan tetes itu menghapus semua
Dan biarkan lelah ini luruh dalam kucurannya
Lalu bermuara dalam samudera ketakutan ini... 

Darimana harus memulai kembali?
Kemana harus mulai melangkah lagi?
Pada siapa harus mengadu segala keraguan ini?
Segla tanya ini semakin memaksaku untuk menyerah 


DIANTARA LIMIT LELAH
Rizkiyah Hidayati
21.23 Wib