About

Indahnya Ukhuwah

Setiap hari kita berinteraksi dengan banyak orang, semenjak terbangun dari tidur sampai mata kita terpejam. Begitulah kita setiap harinya. Allah menciptakan keindahan ukhuwah sesama manusia agar kita saling terbantu satu dengan lainnya. Kita akan membutuhkan saudara kita di setiap sudut kehidupan, mulai dari lingkungan warga rumah sampai khalayak ramai, mulai dari ruang sekolah sampai ruang kuliah, mulai dari rumah sampai ruang kerja.

Sungguh sulit jika membayangkan kehidupan tanpa tali ukhuwah. Ibarat berjalan, kita terperangkap dalam sebuah ruang gelap gulita. Kita akan sulit memutuskan akan bergerak kearah mana untuk mencapai tujuan perjalanan kita. Ketika ukhuwah dihadirkan, ibarat terpetik api kecil yang membuka jalan-jalan sekeliling kita. Semuanya menjadi terang benderang dan akan mudah menentukan arah.
Coba sedikit kita urai kembali masa indah kita menapaki kehidupan. Mungkin kalau diingat lagi, banyak sekali jalan kita yang berkelok. Bahkan tak jarang kita terperosok. Ketika masa-masa tersebut menghadang, saudara kita datang atas skenario Allah. Ia mengangkat kita dari kubangan yang kelam, lobang yang dalam dan jalan yang berkelokan. Mereka banyak memberikan nasehat, meluangkan waktunya untuk mengisi waktu kita dan mengorbankan sesuatu yang paling dicintainya. Begitulah indahnya ukhuwah. Tapi dibalik keindahan ukhuwah tersebut, yakinkah kita kalau semuanya  mengalir indah, seperti surga yang mengalir sungai-sungai dibawahnya? Tidak juga.
Kehidupan itu begitu banyak godaan dan tantangan, bahkan perasaan dalam hati bisa berubah semudah membalik telapak tangan. Pagi kita bisa bercengkrama dengan penuh tawa, tapi bisa jadi malam hari kita seolah-olah tidak mengenal saudara kita sendiri. Beberapa tahun lamanya kita mengenal saudara kita, tapi tiba-tiba karena terpisah jarak, silaturahmi tak lagi terjaga. Atau jangan-jangan kita sendiri sudah lupa saudara kandung kita butuh sapaan, sekalipun dengan salam seadanya. Begitulah kita sebagai manusia.
Ukhuwah begitu indah. Allah mentautkannya pada tali kepedulian, ketulusan dan kasih sayang. Bukan sebaliknya. Tidak pantas kiranya pertautan ukhuwah kita sandingkan dengan rasa iri, dengki dan benci karena itu adalah cikal bakal penyakit hati.
Mari kita endapkan sejenak kisah pada jaman Rasulullah SAW, dalam sebuah majelis tiba-tiba rasulullah berkata: “Setelah ini akan hadir salah seorang calon penghuni surga.”          Kemudian datanglah seseorang dalam majelis itu yang nampak biasa-biasa saja. Hari berikutnya, Rasulullah mengulang ucapannya sama persis seperti hari sebelumnya, lantas hadir lagi orang yang sama seperti sehari yang lalu. Kejadian ini berlangsung sampai hari ketiga. Pada akhirnya salah seorang sahabat merasa penasaran, ia berusaha membuntuti orang asing yang dijamin masuk surga itu hingga ke rumahnya.
Sahabat meminta ijin kepada laki-laki misterius tersebut bermalam selama tiga hari dengan alasan beliau adalah seorang musafir. Setelah diijinkan, sahabat mencari-cari ibadah seperti apa yang dilakukan pria tersebut hingga mengantarnya menjadi ahli surga. Selama tiga hari sahabat tidak menemukan sesuatu yang istimewa dari lelaki tersebut. Tidak ada ibadah khusus yang dilakukan oleh laki-laki itu, sehingga rasulullah menyebutnya ahli surga. Hingga pada hari ketiga ia berpamit pulang dan mengutarakan dengan jujur maksud yang sebenarnya.
Setelah mengutarakan maksudnya, laki-laki itu juga kebingungan. Dia merasa tidak ada ibadah khusus yang dilakukannya, hingga Rasulullah berkata bahwa ia adalah calon penghuni surga. Sahabat kemudian berpaling dan pergi meninggalkan lelaki tersebut tercengang seorang diri. Belum jauh pulang, tiba-tiba sahabat dipanggil kembali oleh laki-laki tersebut, ia pun bercerita.
“Apa perihal ini menjadi ibadah yang mengantar saya ke surga? Ketika saya akan memejamkan mata, saya selalu mengingat-ingat, kesalahan-kesalahan apa yang telah saya perbuat pada saudara saya dan memohon ampun pada Allah. Sebelum tidur itu juga saya memaafkan saudara saya yang telah berbuat salah,” sahabat tersenyum seraya berkata, “Iya itu ibadah yang mengantarmu ke surga Allah.”
Kisah diatas memberi gambaran begitu pentingnya ukhuwah dalam keseharian kita, sampai-sampai Allah memberikan tempat mulia bagi sesiapa yang mampu menjaga saudaranya. Pembaca mari kita pejamkan sejenak mata kita sembari kita ingat-ingat lagi apa kesalahan kita dan saudara kita seharian ini. Hendaknya kita juga berserah diri pada Allah atas segala kesalahan dan kedzaliman kita karena saudara kita adalah bagian hidup kita.
                                                                                                                      
                                                                                                                                    Syahrizal Bakhtiar

0 komentar:

Posting Komentar