About

USAHA SAJA TIDAK CUKUP

Kegiatan lomba PORSENI MTs sejawa timur, salah satunya yaitu speech contest sudah tinggal 6 hari lagi, tetapi persiapan belum ada sama sekali. Akhirnya ketika itu juga  segera merancang segala keperluan untuk lomba. Diantaranya seperti; teks, membuat surat izin untuk lomba, dan mengatur waktu secara maksimal di akhir waktu yang masih tersisa.
Teks sudah jadi, dan latihan selama 2 hari sudah berjalan, namun “tema” baru sudah pasti setelah latihan 2 hari (sebelumnya masih nebak).  Terkesan dadakan memang. Waktu hanya tersisa 4 hari untuk mempersiapkan semuanya. Tapi tidak ada kata telat selagi masih ada waktu. yang menjadi pertanyaan adalah, “mengapa informasinya sampai begitu telatnya hingga persiapannya hanya tersisa 4 hari?” hmm.. ternyata setelah ditelusuri, ada kesalah pahaman dari guru bahasa inggrisnya. Sebenarnya pengumuman speech contest-nya sudah ada 3 minggu yang lalu. Tapi ia pikir itu hanya pengumuman (aturan) seleksi di sekolah. Untuk tingkat selanjutnya berbeda. Nah, ternyata pengumuman itu adalah aturan untuk seleksi kabupaten bahkan propinsi. Baru tau setelah ku tanyakan kepada bagian kesiswaannya. (Huft! Sedikit menyebalkan sebenarnya). Tapi tak apalah.. kita gunakan sisa waktu tersebut semaksimal mungkin.

Teks berubah, peserta lomba hafalan menyicil alinia per alinia karena teks masih dalam proses membuat. Alinia pertama selesai, dihafalkan oleh peserta. Alinia kedua selesai, dihafalkan lagi oleh peserta, dst. Sampai selesai. Pesertanya hanya 1. putri lagi. Ini yang menyebabkan susah untuk latihan karena waktu latihan sebanarnya terjadwal; pagi, siang, sore, dan malam. Pagi ketika bakda subuh sampai jam 6, siang seusai sholat duhur (karena ketika itu ada ujian semester), sore ketika diniyah (sekolah diniyah tidak ikut untuk 4 hari karena untuk persiapan lomba), dan malam setelah majlis taklim bakda isya’. Aturan di putri itu sendiri sebenarnya sore sudah tidak boleh keluar apalagi di malam hari. Tetapi jika tidak demikian latihan tidak akan berjalan secara maksimal. Akhirnya dibuatlah surat izin untuk siswi tersebut agar bisa mengikuti latihan di malam hari. Dan Alhamdulillah, surat izin tersebut diterima dan disetujui. Jadi bisa dikalkulasi jumlah latihannya 1 hari 4 kali, sedangkan waktu yang tersisa hanya 4 hari. 4 X 4 = 16. Jumlah keseluruhan latihan adalah 16 kali latihan.
Kacaunya, ternyata di 2 hari dari 4 hari tersebut bertabrakan dengan hari ulang tahun pondok serta reuni akbar. Wah, pondok punya acara yang menyebabkan santriwati tidak boleh keluar dengan alasan apapun. Termasuk latihan untuk lomba. Semua santriwati harus bantu-bantu untuk menyemarakkan acara besar pondok. Akhirnya hanya pesan melaluin sms dan kadang juga menelpon ke pengurus putri. Pesan kalau santriwati yang bersangkutan harus hafal semua teks yang telah diberikan.  Untungnya, mereka semua amanah. Dan waktu masih tersisa 2 hari lagi.
2 hari tersebut kita gunakan untuk meperbaiki intonasi, pelafalan kata, dan juga gerakan yang sesuai dengan isi pidato yang disampaikan. Wal hasil, dengan semua persiapan yang terkesan dadakan tersebut, hasil latihan kurang begitu memuaskan. Hingga waktu yang dinanti telah tiba, yaitu hari perlombaan.
Peserta speech contest pada waktu itu ada sekitar 25 siswa MTs se kabupaten jember. Kegiatan tersebut diadakan di MTsN 2 Jember. Tak lama, lomba pun di mulai. Peserta demi peserta memenuhi panggilan. Ketika giliran perwakilan dari Al-Qodiri, siswi tersebutpun maju ke panggung. Dan anehnya, penampilan ketika latihan dengan penampilan ketika lomba sangat berbeda sekali. Suaranya lantang, gerakan tangannya sudah mulai bisa bergeak sesuai dengan isi pidato bahasa inggris yang disampaikan. Meski di akhir pidatonya mengalami hambatan untuk mengingat-ingat kembali apa yang dihafalnya. Kemudian lomba pun selesai.
Hanya tinggal menunggu pengumuman saja. Menunggu dan menunggu, akhirnya Pukul 13.00 pihak pondok mendapat sms dari panitia, ternyata Al-Qodiri juara 3 speech contest PORSENI MTs tingkat kabupaten. Dan selanjutnya akan dikirim ke Kediri untuk mengikuti lomba ke tingkat propinsi.
Apa saja yang kami lakukan ketika persiapan lomba? Apakah hanya mengandalkan usaha? Saya kira mustahil dengan usaha (latihan) yang sangat pendek tersebut tiba-tiba mendapatkan juara? Terus terang, usaha saja tidak cukup bagi kami. Namun, usaha tersebut  harus diimbangi dengan aktivitas spitual juga; izin ke ortu, do’a tengah malam, nadzar, dst.  Kemudian baru tawakkal. Maka Allah pun akan mengabulkan apa yang diminta oleh hambanya.
Catatan ini bukan bermaksud untuk memberikan contoh agar pembaca meniru dengan persiapan yang mendadak asalkan rutin. Tetapi tulisan ini hanya memaparkan betapa hebatnya usaha yang diiringi dengan kegiatan spiritual. Apalgi dengan persiapan yang matang bukan dadakan. Jika sudah demikian, Wal hasil semua keinginan kita akan tercapai.
Oleh: Jefi Hermawan

0 komentar:

Posting Komentar