Di suatu pagi yang cerah, Bibin si gajah
berjalan-jalan mengelilingi hutan. Badannya yang besar berjalan
berlenggok-lenggok, belalainya diayun-ayunkan, dia pun bernyanyi riang.
“Kukuruyuk kukuruyuk.. Hai Bibin, kamu terlihat senang sekali hari ini?”
Tiba-tiba kokok si Jago yang sedang bertengger di dahan pohon terdengar Bibin.
“Iya, Jago. Aku sangat senang.” Jawab Bibin dengan raut wajah yang cerah.
“Apa yang membuatmu senang, kawan?”
Tanya Bibin penasaran. “Pokoknya aku senang.” Jawab Bibin singkat sambil
berlalu meninggalkan Jago. Ia pun kembali berjalan riang sambil bernyanyi. Si
Jago heran, ia semakin penasaran apakah gerangan yang membuat si Bibin begitu
senang.
Bibin terus berjalan melewati pepohonan.
Beringin, jati, apel, jeruk, cemara, semua pohon ia lewati dengan begitu saja,
tanpa ada sapaan. Pepohonan terheran-heran karena tidak biasanya Bibin seperti
ini.
Ternyata diam-diam Jago mengikuti Bibin
di belakangnya. Namun Bibin tidak mengetahui kalau Jago mengikutinya. Di tengah
perjalanan, si pohon Beringin bertanya pada Jago, “Hey Jago, kenapa Bibin
terlihat aneh hari ini ya?”
“Ssstt.. Jangan keras-keras ngomongnya.”
Jago mendekatkan sayap kanannya ke paruhnya, berbisik ke Beringin.
“Ooh.. Memangnya ada apa?” Beringin berbicara
mengikuti Jago, berbisik, meskipun ia tidak tau mengapa Jago menyuruhnya
berbisik.
“Aku juga tidak tau. Makanya aku
sekarang mengikuti dia. Dia tadi juga terlihat aneh. Senyum-senyum sendiri,”
jawab Jago, tetap dengan berbisik. “sudah ya, aku mau mengikutinya lagi,
mumpung dia belum jauh.” Lanjutnya.
“Oke deh Jago.”
Jago terus berjalan mengikuti Bibin. Ia
sedikit kesusahan karena langkahnya tak selebar Bibin. Namun tak disangka ia
tersandung batu hingga kokokannya yang keras pun keluar. Kokokan Jago terdengar
Bibin. Ia hentikan langkahnya dan menegok ke belakang.
“Hey Jago, sedang apa kau di sana?”
Bibin yang melihat Jago terkejut. Sejak
kapan si Jago ada di belakangku, pikir Bibin.
“Oh tidak. Emm emm.” Jago gugup, ia
dipergoki oleh Bibin. “Emm.. begini Bin, aku penasaran kenapa kau begitu senang
hari ini. Tapi tidak hanya aku yang ingin tau, teman-teman pepohonan juga ingin
tau.” Akhirnya Jago mengaku.
“Ooh..” Bibin tertawa mendengar
pengakuan Jago.
“Ayo cerita Bin.” Pinta Jago.
“Iya iya. Begini lho. Tadi malam aku
bermimpi bertemu dengan hewan yang besar. Dari jauh memang tidak terlihat
besar, namun setelah aku dekati dia, ternyata dia sangat besar. Jauh lebih
besar dari aku. Aku senang, ternyata tidak hanya aku yang berbadan besar. Ada
yang lebih besar dari aku.” Bibin bercerita dengan wajah sumringah.
“Owalah..” Jago sedikit terbengong.
Ternyata hanya sebuah mimpi yang membuat
Bibin senang, padahal mimpi itu belum tentu benar. Ia lebih bersemangat karena
mimpinya.
Oleh : Indira Karina
0 komentar:
Posting Komentar