Perempuan merupakan
sosok yang luar biasa di mata dunia. Ia adalah agen perubahan penting pembangun
suatu negara. Negara akan baik jika perempuan di dalamnya baik dan sebaliknya
negara itu akan hancur jika perempuannya hancur.
Saat ini ada banyak
kekecewaan yang terjadi di negri ini tentang perempuan. Tak ubahnya perempuan
negri ini adalah sampah yang diseret sana sini tanpa nilai. Harga perempuan
tidak ada lagi. Tidak ada setitikpun nilai yang bisa diambil dari
perempuan-perempuan saat ini. Hanya secuil dari mereka yang masih
mempertahankan martabat dan harga dirinya. Arus globalisasi telah membutakan
mata perempuan negri ini. Virus-virus dari luar telah membobrokkan akhlak dan
pemikiran mereka. Sistem kapitalis telah membunuh martabat perempuan. Perbedaan
cara pandang Kapitalisme terhadap perempuan sudah sangat jelas. Kapitalisme
memandang perempuan seperti barang yang dapat diperjualbelikan, karena itu ia
dieksploitasi kecantikannya, digunakan promosi berbagai produk sekalipun produk
itu tidak ada hubungannya dengan perempuan. Perempuan dianggap mesin pencetak
uang, unsur penting penopang perbaikan ekonomi. Sehingga perempuan dinilai
berharga sesuai dengan materi yang dia hasilkan.
Perempuan sebagai agen
perubahan merupakan simbolis yang cukup tajam untuk dicapai. Maraknya agenda seks
dan pacaran menjadikan perempuan berkualitas rendah. Lalu mana yang disebut
agen perubahan kalau perempuan yang diandalkan hancur akhlaknya?
Pemerkosaan, penganiyayaan
dan pelangaran hak asasi perempuan telah berbaris rapi untuk dinilai kelayakan
terbitnya. Miris sekali. Dianggap semua pelanggaran itu adalah naskah yang siap
diterbitkan. Beginikah nasib negri ini?
Kiprah perempuan
seperti apa yang diharapkan oleh negri ini? Demokah? Emansipasikah? Atau
kesetaraan Gender? Banyak hal yang saat ini marak dialami perempuan. Mereka
menjadi tulang punggung keluarga, TKW, tukang parkir bahkan kuli bangunan.
Inikah yang disebut kiprah perempuan? Inikah yang disebut kesetaraan Gender
atau Emansipasi. Islam mengajarkan Emansipasi yang tidak seperti itu. Dengan
menjadikan perempuan sebagai tulang punggung keluarga, TKW dan pekerjaan keras
lainnya merupakan perendahan nilai perempuan. Tidak layak mereka menjadi TKW
dan tulang punggung jika ada lelaki yang masih kuat. Tidak layak untuk mereka
bekerja jika ada Islam yang mewajibkan kaum lelaki untuk mengayominya.
Kesetaraan Gender
adalah kesamaan kondisi dan posisi bagi perempuan dan anak laki-laki untuk
mendapatkan kesempatan mengakses, berpartisipasi, mengontrol dan memperoleh
manfaat pembangunan di semua bidang kehidupan. Sedangkan keadilan Gender adalah
suatu keadaan dan perlakuan yang menggambarkan adanya persamaan hak dan
kuwajiban perempuan dan laki-laki sebagai individu, anggota keluarga dan
masyarakat.
Adanya kesamaan Gender inilah
yang akan membuat perempua lalai akan kuwajibannya. Mereka bergumam bebas untuk
semua kegiatan yang dilakukan laki-laki. Mereka bebas melakukan apapun hingga
harga diripun rela dikorbankan.
Perempuan sebagai
pembangun negri bukan seperti itu. Islam begitu memuliyakan perempuan. Dibalik
kesuksesan Rosulullah ada khadijah. Dibalik setiap keberhasilan laki-laki ada
perempuan dibelakangnya. Yang mendukung dan mengayomi secara benar sesuai apa
yang disyariatkan dalam Islam. Perempuan sebagai pembangun negri adalah
perempuan yang mampu membuat lelaki melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin
dengan benar. Jika perempuan yang ada di belakang lelaki rusak maka kesuksesan
lelakipun akan rusak. Negara ini tak akan tercipta secara damai jika tidak ada
perempuan yang benar sebagai pembangun motivasi besar bagi lelaki.
Islam memberikan aturan
yang sempurna untuk perempuan. Semua aturan yang diberlakukan Allah SWT itu
adalah solusi kehidupan sekaligus menjamin keadilan bagi seluruh manusia. Maka
Allah melarang untuk iri atas perbuatan itu.
Dan
janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian
kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (karena) bagi laki-laki ada bagian
dari yang mereka usahakan, dan bagi perempuan ada bagian dari apa yang mereka
usahakan, dan memohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
(QS
an-Nisa’ (4): 34)
Kiprah perempuan
sebagai agen perubahan bukan berarti ia harus sama dengan laki-laki, bukan berarti
melakukan semua yang dilakukan lelaki. Perempuan sebagai agen perubahan bahkan
sebagai pembangun negri adalah perempuan yang mampu menempatkan posisinya
secara benar sesuai dengan aturan Islam. Persamaan Gender hanya akan merusak
nilai perempuan. Perempuan akan tetap mampu menjadi agen perubahan tanpa harus
menyaman Gender dengan laki-laki. Karena Allah telah menetapkan apa dan mana
yang layak untuk hambanya.
Khadijah adalah salah
satu perempuan perubahan. Ia tidak terjun langsung layaknya laki-laki, tapi
dibelakang Rosulullah ia tegap berdiri sebagai motivasi besar pembangun negri.
“Perempuan adalah agen paling fital bagi
perubahan negara ini.”
Oleh: Afza Yumaira
0 komentar:
Posting Komentar