Terlintas
di benakku, sebuah pertanyaan. Mengapa kursi bisa disebut kursi? Benda yang
biasanya terbuat dari kayu atau besi itu berfungsi sebagai tempat duduk. Di
ruang tamu, di ruang makan, di sini. Yang kini menyangga tubuhku di depan meja
bulat berbahan kayu jati. Namun maslaahnya, mengapa benda semacamitu disebut
dengan kursi? Kenapa tidak disebut saja kusir, kusri, kuris, atau bolehkah aku
menyebutnya dengan sebutan ‘kulsi’ saja. Sejujurnya, huruf R adalah derita
bagiku.
Baiklah,
berpikir sendirian memang begitu menyulitkan. Malam ini, aku akan mengundang
tamu istimewa yang datangnya dari suatu universitas di Swiss, Universitas
Geneva2. Aku akan menghubungi tamu istimewa itu untuk membantuku
mencari jawaban dari pertanyaanku ini. Tentang kursi yang kenapa tidak disebut
kulsi saja.
Ini dia
tamu istimewaku. Dia datang lebih cepat dari yang ku perkirakan. Aku ingin
menghubunginya via bbm, tapi mana mungkin dia bisa membalasnya. Hehe.
“Owh, Mr
Saussure How are you? I need you to
accompanie me for discussing something tonight3. “ Aku beranjak
dari kursi dan menyambut tamu istimewaku yang sedang berdiri di muka pintu
kamarku yang terbuka lebar. Ia memakai celana hitam, lengkap dengan abu-abu dan
kemeja putih bersih yang berkilau terkena cahaya lampu kamarku.
“I’m very well. How about you? I hope you’re
fine too4.” Tangan kanannya yang kokoh ku jabat erat.
“Sit down, please5.” Aku
mempersilakannya duduk di kursi yang berhadapan dengan kursiku. Notebook-ku
masih menyala. File word membentangkan deretan kata dengan sejumlah kata yang
tak ingin kuhitung.
“What kind of problem will we disscuss6?”
“Ehm.” Aku
berpikir
“Sesuatu
sekali... haha.” Mr Saussure tertawa lebar dan kumis tebal ikut terangkat.
Aku nyengir. Apakah Mr. Saussure juga
nge-fans sama Syahrini? Impossibel.
“Sesuatu
yang ingin ku tanyakan, sir. Help me. Could you speak Indonesian7?”
“I’ll try8.” Mr, Saussure
menggeser posisi kursinya mendekat ke meja.
“Kenapa kursi
disebut k u r s i? Bolehkah aku mencari keadlian untukku dengan menyebutnya kulsi
saja. Hehe. Huruf R adalah derita bagiku.” Baginya, mungkin aku remaja yang
terlampau mempermasalahkan hal yang tidak perlu dpermaslahkan. Weits, tunggu
dulu.
Dia
berkata, “Good question. What a genius
boy you are9.”
Aha... aku
seperti terlempar ke langit biru, tersangkut pelangi dan turun ke bumi dengan
sayap warni-warni. Kata-katanya membuatku mendadak merasa jenius. Haha.
Tertawa. Dalam hati.
Mr
Saussure membetulkan posisi kacamatanya yang sudah benar.
“Boy, siap
begadang malam ini?” kedua bola matanya menatapku tajam.
“Siap.”
Aku tersenyum. Dua lesung pipiku menghiasi tebing pipiku yang bebas jerawat.
“Yang kamu
tanyakan berkaitan dengan penelitianku, yaitu tentang hubungan antara signifiant10
dan signifie11. Keduanya ibarat dua sejoli yang tidak bisa
dipisahkan. Kursi adalah satu kata yang terdiri atas 5 fonem12,
yaitu: k/u/r/s/i. Itulah yang disebut dengan signifiant dan konsep tentang
benda yang terbuat dari kayu atau besi yang berfungsi sebagai tempat duduk
adalah signifie.”
“Jadi?”
“Jadi, do you know what i have explained13?”
“Berusaha
kupahami.” Aku menggaruk-garuk rambut pendekku yang tidak gatal.
“Lalu...”
aku melanjutkan perkataanku, “Lalu bolehkah aku aku menyebutnya dengan kulsi.
Kulsi.” Aku mengulangi kata itu untuk meyakinkan Mr Saussure bahwa aku memang
benar-benar tersiksa dengan huruf R itu.
“Haha...
No no no no. Apa orang lain akan memahami apa yang kamu ucapkan jika kamu
menyebutnya seperti itu? Itu termasuk salah satu sifat bahasa yaitu, arbitrer
atau mana suka. Artinya tidak ada hubungan yang hakiki antara k/u/r/s/i sebagai signifiant dengan
signifie-nya yakni konsep konsep benda yang terbuat dari kayu atau besi yang
berfungsi sebagai tempat duduk. Masyarakat Indonesia menyebutnya ‘kursi’, maka
kamu tidak bisa menggunakan kata lain seperti...” Mr. Saussure melirikku.
“Kulsi.”
Aku menjawab. Jemari pada kedua tanganku sibuk mengetik penjelasan Mr Saussure.
“Good.” Ia menghadiahiku satu jempol.
Istimewa. Kuangkat jempolku, kutempelkan pada jempolnya. Merndadak aku terliri
energi jenius darinya. Haha. Tertawa. Dalam hati.
“Good boy.”
“Lalu
apakah itu yang dimaksud dengan salah satu sifat bahasa yang disebut
konvensional? Dosenku menjelaskan kalau sifat bahasa yang konvensional adalah
adanya suatu konvensi yang digunakan oleh suatu masyarakat pemakai bahasa.
Konvensi, sebuah kesepakatan. Lalu apakah aku harus ikut-ikut menyepakatinya?”
“Tentu.
Jika kamu ingin berkomunikasi dengan baik. Masyarakat menyebut kursi untuk
mewakili konsep yang telah aku sebutkan tadi. Itu adalah bentuk kesepakatan
bahwa masyarakat Indonesia menyebut benda itu dengan sebutan kursi.”
“Sir?”
“Ya.” Mr.
Saussure membenarkan posisi kacamatanya yang kali ini melorot.
“Tahu
semua itu dari mana?”
“Berpikir
kritis. Belajar. That’s it. Have u ever
read my book14?”
“Cours de Linguistique Generale15
yang disunting oleh dua orang mantan mahasiswamu, Charles Billy dan Albert
Sechehaye dengan bantuan Albert Ridlinger. Buku itu diterbitkan secara anumerta
pada 1916.” Kukeluarkan sebuah buku tebal yang masih terbuka dari dalam laciku.
“Haha.”
Mr. Saussure tertawa lebar. Kumisnya yang lebat terlihat semakin lebar.
“Haha.”
Aku menirukan gayanya tertawa, tanpa aksesoris tentunya : kumis. Hehe.
·
08.50
“Penyajian teorinya sudah memadai.
Kamu ada kemajuan yang cukup bagus pada analisis signifiant dan signifie. Bulan
depan saya harapkan kamu sudah bisa seminar proposal skripsi.”
“Hehe.” Aku tertawa kecil.
“Haha.” Seseorang berkumis tebal
yang mengenakan kacamata, celana hitam, jas abu-abu lengkap dengan kemeja tebal
yang bersinar di bawah sinar lampu ruangan ini berdiri di belakang dosenku.
Tertawa ke arahku. Alisku terangkat.
Is it
true?
·
03-01-2013 22:23,
Jember
Catatan:
11. Ferdinand
de Saussure = bapak linguistik modern yang mencetuskan gagasannya mengenai
struktur dalam bahasa
2. Universitas Geneva = universitas tempat Ferdinand de Saussure mengajar tentang tata bahasa perbandingan dan linguistik umum pada 1891
3. Bagaimana kabarmu? Aku butuh bantuanmu menemaniku untuk mendiskusikan sesuatu malam ini.
4. Kabarku sangat baik. Bagaimana denganmu? Aku harap kabarmu juga baik.
5. Silakan duduk
6. Permasalahan apakah yang akan kita diskusikan?
7. Bantulah aku. Apakah kamu bisa berbahasa Indonesia?
8. Aku akan mencobanya.
9. Pertanyaan yang bagus. Betapa jeniusnya kamu.
10. Siginifiant = penanda, yaitu kata yang digunakan untuk menunjuk pada suatu benda
11. Signifie = suatu konsep yang mewakili suatu kata
12. Fonem = satuan linguistik terkecil, yang dituliskan pada ragam tulis menjadi huruf/abjad (a,b,c,d, dst) yang berfungsi membedakan makna
13. Apakah kamu memahami apa yang telah aku jelaskan?
14. Ya begitulah. Apakah kamu sudah pernah membaca bukuku?
15. Cours de Linguistique Generale= buku yang sebenarnya merupakan hasil pengumpulan catatan-catatan perkuliahan Ferdinand de Saussure yang ada pada mahasiswanya, yang kemudian disunting yaitu Charles Billy dan Albert Sechehaye dengan bantuan Albert Ridlinger.
2. Universitas Geneva = universitas tempat Ferdinand de Saussure mengajar tentang tata bahasa perbandingan dan linguistik umum pada 1891
3. Bagaimana kabarmu? Aku butuh bantuanmu menemaniku untuk mendiskusikan sesuatu malam ini.
4. Kabarku sangat baik. Bagaimana denganmu? Aku harap kabarmu juga baik.
5. Silakan duduk
6. Permasalahan apakah yang akan kita diskusikan?
7. Bantulah aku. Apakah kamu bisa berbahasa Indonesia?
8. Aku akan mencobanya.
9. Pertanyaan yang bagus. Betapa jeniusnya kamu.
10. Siginifiant = penanda, yaitu kata yang digunakan untuk menunjuk pada suatu benda
11. Signifie = suatu konsep yang mewakili suatu kata
12. Fonem = satuan linguistik terkecil, yang dituliskan pada ragam tulis menjadi huruf/abjad (a,b,c,d, dst) yang berfungsi membedakan makna
13. Apakah kamu memahami apa yang telah aku jelaskan?
14. Ya begitulah. Apakah kamu sudah pernah membaca bukuku?
15. Cours de Linguistique Generale= buku yang sebenarnya merupakan hasil pengumpulan catatan-catatan perkuliahan Ferdinand de Saussure yang ada pada mahasiswanya, yang kemudian disunting yaitu Charles Billy dan Albert Sechehaye dengan bantuan Albert Ridlinger.
Oleh:Artina
Artie
0 komentar:
Posting Komentar