About

Cobaan atau Anugerah?

Senin, 3 September 2012
Awan-awan di langit sore tampak memerah karena belaian sang mentari yang mulai terbenam. Sang malam mulai merangkak menyeret jubah kegelapannya. Kelelawar dan binatang malam lainnya mulai keluar dari sarangnya. Kodok-kodok mulai melantunkan marching band-nya, melengkapi suasana malam musim hujan ini.
Ini hari ketigaku masuk kelas setelah masa orientasi di asrama ini. Menyenangkan sekali, ketika pembelajaran, bisa bertemu guru yang asyik cara mengajarnya, dan juga bisa kenal siswa-siswa baru lainnya.
Tapi di sini aku harus fokus pada tujuanku. Mencari ilmu karena Allah untuk menjadi orang yang rahmatan lil’alamin. Dan ini merupakan kesempatan yang langka bisa belajar bahasa inggris gratis di tempat ini. Hanya bayar untuk sewa asramasaja, – yang murah jika dibandingkan kos di tempat lainnya – aku sudah bisa menikmati fasilitas yang memuaskan ini, dan juga bisa belajar bahasa inggris. Hemm.. nikmat ^_^

Kamis, 6 September 2012
Aku sedikit merasa aneh dengan diriku. Ada rasa yang tiba-tiba merembes dalam jiwa ini.Yaitu ketika aku berbincang-bincang sebentar dengannya setelah pelajaran usai tadi. Zania namanya. Em...tapi, aku kira, ini hal yang biasa ketika melihat seseorang yang cantik.Pastilah ada rasa. Jadi, tak perlulah khawatir Rio, pasti lama-lama juga rasa itu hilang.
Ingat pada tujuan awalmu datang kemari. Datang jauh-jauh dari negeri seberang, jangan sampai kau sia-siakan kepercayaan kedua orang tuamu. Berikanlah yang terbaik. Banggakanlah kedua orang tuamu. Tunjukkanlah bahwa kau bisa menjadi yang terbaik. Karena jika tidak melakukan hal itu, apa lagi yang dapat kau persembahkan pada mereka?
Sabtu, 8 September 2012
Kelas bahasa inggris pagi ini sangat menyenangkan. Karena seluruh siswa dapat aktif  berpartisipasi. Tapi, meskipun pembelajaran lebih baik, masih adaaa saja beberapa siswa yang kurang aktif. Entah karena mengantuk mengantuk, malas, atau kurang niat dalam belajar. Aku merasa kasihan pada mereka.Ingin rasanya membuat mereka sadar akan pentingnya pendidikan. Sayang kan, jika belajar hanya setengah-setengah gitu, dapatnya nanti juga setengah-setengah.
Nah..mungkin di sini ya, kenapa setiap orang memiliki keberhasilan yang berbeda-beda. Padahal waktu yang berikan sama, 24 jam. Ya, mereka menyia-nyiakan waktu dan kesempatan.Hemf.. sayang sekali. Seharusnya itujika kita diberikan kekuatan10 untuk menggapai impian kita, kita harus gunakan 10 itu. Tapi, yang terjadi kebanyakan kita hanya menggunakannya tujuh atau lima saja. Sehingga, apa yang kita dapat tidak maksimal, hanya setengah-setengah. Jadi, bagaimana kita menuntut diri kita untuk benar-benar menguasai suatu hal, jika tidak berusaha maksimal?
Selasa, 11 September 2012
Kelas bahasa inggris ini diadakan empat kali dalam seminggu. Hari senin, selasa, kamis dan sabtu pagi selama satu jam, dari pukul 4.30-5.30. Murid-muridnya adalah seluruh anggota asrama putra dan asrama putri, yang jumlah totalnya 200orang. Memang itu adalah kapasitas asrama sekolah menengah ini. Seratus putra dan seratus putri. Dari keseluruhan itu, kelas pagi ini dibagi menjadi delapan kelas, yang masing-masing kelas berisi 25 murid. Dan hanya ada dua pelajaran speaking dan grammar. Dan aku bersyukur sekali, bisa bertempat di asrama ini. karena tidak semua siswa yang ingin tinggal di sini bisa keturutan. Harus melalui seleksi dulu, uji tulis dan wawancara. Dan aku salah salah satunya yang lolos :D .
Di sini aku bisa belajar bahasa inggris lebih mendalam. Apalagi, dalam waktu 3 bulan setelah dimulai kelas bahasa inggris ini, aku dan kawan-kawan lainnya dituntut untuk bicara dalam bahasa inggris full24 jam. Tapi, dalam lingkungan asrama saja, di luar asrama tidak wajib. Dan tentu, hal tersebut membuatku bersemangat untuk memperdalam bahasa inggris.Talking and Chatting.
Rabu, 12 September 2012
Di sekolah aku bertemu dia bersama temannya di perpustakaan. Karena memang dia beda kelas denganku, jadi jarang bertemu. Mengingat aku bukan anak yang suka kelayapan ke sana kemari ketika jam istirahat – nada congkak. Mungkin hanya ke kantin atau ke perpustakaan saja.
“Hei,” dia menyapaku yang sedang duduk di tempat baca ketika itu, “lagi ngapain?”. “Em.. ini, lagi baca buku, tentang, cara belajar yang baik,” timpalku, “kamu sendiri?” tanyaku balik. “Mau minjem novel,” balasnya. Lalu basa-basi sedikit dengannya dan akhrinya dia pergi.***
Dia anakyang supel. Padahal di kelas pagi, aku tak pernah berbincang dengannya kecuali hanya sekali. Itu pun cuma sebentar banget. Tapi ketika bertemu, dia langsung menyapaku dengan akrab, seperti yang sudah lama kenal. Aku saja mau menyapa seperti itu ragu, mungkin hanya sapa senyum saja. Karena memang aku tidak mengenalnya banget. Mungkin hanya tahu dia saja.
Kamis, 13 September 2012
Pagi ini dia meminta aku mengajarinya pelajaran Fisika, setelah selesai kelas. Kenapa dia bisa tahu ya kalau aku agak jago – nada congkak – dalam pelajaran fisika?Em, mungkin karena teman. Ya, pasti, lagian berita kayak gitu pastilah mudah didapat dengan hanya tanya ke teman kelasku.
Dan tentu, aku mengajarinya. Mau ditolak juga nggak sopan kan? Dan apa yang terjadi, rasa itu muncul lagi – oh God – mungkin tepatnya mencuat. Karena selama ini memang tidak benar-benar hilang. Dan nah..Ininih bisa bahaya. Jelas, karena tadi pagi itu sepertinya dia sengajauntuk mendekatiku – Gede Rasa –.
Ya Allah, dosakah hamba jika punya rasa ini? Tapi, hamba masih ingin fokus mencari ilmu karenaMu. Hamba tak ingin rasa ini akan menggerogoti tiang semangat hamba dalam mencari ilmu. Ya Allah, Engkaulah Sang Maha Pemberi, benarkah Engkaulah yang menaruh perasaan ini? hamba yakin pastilah tak ada segala sesuatu yang terjadi tanpa seizinMu. Dan hamba tak tahu, apakah ini cobaan atau anugerah dari Mu. Hamba mohon petunjuk pada Mu Allah. Amin.
Sabtu, 15 September 2012
Setelah kelas grammar selesai, aku langsung melesat keluar dari ruangan 5 meter persegi itu. Ya, aku mencoba menghindar darinya. Karena aku takut rasa ini semakin menguat. Aku tak ingin waktuku tersita karena mengurusi hal tersebut. Aku ingin fokus menimba ilmu di sini. Dan aku bersyukur, karena rasa ini tak sekuat kemarin. ***
Aku berjalan melewati kelas lainnya.Dan ternyata Pagi ini hujan, padahal sebelum kelas dimulai, masih belum hujan. Aku menyusuri lorong yang membentangkan jalan yang bercabang menuju asrama putra dan putri.Sambil berjalan, aku melihat bulir-bulir air dari langit membelai dedaunan pohon di kanan kiri lorong. Lalu mengalir melalui selokan kecil di pinggir lorong tersebut. Hawa dingin mulai terasa menusuk-nusuk kulitku. Hujanpun terus membasahi bumi sekolah ini. Genangan-genangan air masih tersisa di sudut-sudut tanahnya yang kosong. Belum sempat air itu mekering, hujan telah datang lagi mengisinya.
Senin, 17 September 2012
Malam-malamku aku habiskan untuk belajar dan meminta petunjuk padaNya. Dan aku rasa, aku menemukan jawabannya ketika berada di perpustakaan tadi. Aku menemukan sebuah buku yang membahas tentang apa yang ku hadapi saat ini. Judul buku itu adalah ‘Pacaran Setengah Halal Setengah Haram.’ Sampulnya berwarna merah dan putihyang sudah lusuh dengan sobekan-sobekan kecil di ujung-ujungnya. Tak sengaja aku temukan buku itu ketika aku mencari ensiklopedi tentang negara-negara di dunia. Dan tentu aku menyewanya. ***
Aku lahap lembar demi lembar buku itu, malam ini. Dalam buku ini, pengarang benar-benar mengkritisi hal yang namanya ‘pacaran.’ Dikupas dari kulit sampai ke intinya. Dan aku mencoba nikmati argumen-argumennya tanpa menghilangkan argumenku sendiri. Karena aku juga mencoba mengkritisi setiap argumennya. Karena selayaknya manusia biasa, pastilah juga bisa salah.Jadi aku juga harus menyaring kembali. ***
Ya Allah, semoga dari buku yang hamba baca ini, hamba menemukan petunjukMu. Hamba dapat memutuskan yang terbaik bagi hamba. Amin.
Selasa, 18 September 2012
Seperti sebelumnya, setelah kelas speaking pagi tadi, aku langsung pulang lebih dulu dari yang lainnya. Aku tak ingin dia menghampiriku, apalagi mengobrol dengannya. Karena aku masih mencari jawaban dari semua ini. ***
Ketika di sekolah, aku terus membaca buku yang ku sewa kemarin. Tentunya, tidak ketika pelajaran, melainkan waktu istirahat sekolah.Membaca buku ketika istirahat merupakan hal biasa bagiku. Sementara teman-teman yang lain pergi ke kantin atau ngobrol dengan yang lainnya di kelas, aku tetap terdiam di atas kursiku dan terus membaca. Begitulah aku, meskipun tidak setiap hari aku melakukan hal tersebut. ***
Sang malam telah menyibakkan jubah hitamnya. Desir-desir angin membelai dedaunan pohon-pohon di parkiran sekolah, menyeruakkan suara yang terdengar hingga ke kamarku. Dalam kamarku, aku terus membaca buku itu. Danakhirnya, aku bisa menyelesaikannya menjelang pukul sembilan malam. ***
Memang benar, sebuah tulisan itu sangatlah hebat. Ia dapat mengubah cara berpikir orang lain setelah membacanya. Termasuk aku. Meskipun ada beberapa argumennya yang perlu ditegaskan dan diluruskan – menurutku. Dalam buku itu, dia – pengarang, mengawali diskusinya dari definisi. Menurutku itu memang sebuah keharusan untuk membahas segala sesuatu dari definisi. Karena takutnya setiap orang memiliki definisi masing-masing tentang hal tersebut.
Dia mengatakan, pacaran tak ada definisi yang pasti,seperti apakah yang dilakukan ketika berpacaran itu. Beberapa orang mengatakan haram.Mungkin karena persepsinya tentang pacaran adalah hal-hal yang negatif seperti kebanyakan anak muda sekarang, melakukan hal-hal di luar syariat agama.
Tapi, bagaimana jika kita mendefinisikan pacaran itu, saling kenal lalu berkomitmen untuk saling menyemangati dalam kebaikan. Saling menasihat, mengingatkan, berlomba-lomba dalam kebaikan dan mendekatkan diri pada Sang Maha Mencinta tanpa ada perbuatan yang melanggar  syariat agama (dalam artian dosa besar. Karena dosa karena melihat lawan jenis yang bukan muhrim, dewasa ini sangatlah sulit dihindari). Apakah hal tersebut haram? Tentu saja tidak, bahkan dianjurkan. Sehingga di akhir buku, pengarang menyimpulkan untuk ‘menganjurkan’ berpacaran dalam definisi yang positif tadi. Begitulah kira-kira inti dari buku tersesbut.
Aku juga setuju hal tersebut.Tapi ada hal yang menurutku perlu ditambahkan, yaitu; hal tersebut bisa dilakukan, jika, kedua orang tersebut (yang berpacaran) memiliki dasar agama yang kuat. Karena jika tidak, pastilah yang terjadi pacaran dalam definisiyang negatif. Jadi, sebaiknya kita harus menjauhkan diridari hal-hal yang mengundang pada keburukan, jika kita tidak ingin terjerumus. ***
Aku merasa lega kali ini, karena aku telah menemukan jawabannya.
Kamis, 20 September 2012
Aku lepaskan segala rasa itu dalam jiwaku. Ku biarkan dia menyeruak dan mengisi rongga dadaku. Menyelinap dalam hatiku dan singgah di sana. Karena aku yakin, Allah menciptakan segala sesuatu di dunia ini pastilah bermanfaat. Tergantung diri kita – dalam hal ini – apakah bisa mengendalikannya dan mengajaknya melakukan kebaikan. Meskipun itu nafsu b*rahi sekalipun.Karena tanpa nafsu itu, manusia tak akan dapat melestarikan keturunannya. Sehingga, dalam agama ada anjuran untuk menikah sebagai sarana yang benar. ***
Pagi ini dia mendatangiku ketika akan pulang setelah kelas bahasa inggris. Kali ini aku tak tergesa-gesa pulang seperti sebelumnya. Dan seperti yang ku duga, dia menanyakan ketergesaanku waktu itu. “What’s the matter with you recently?” tanyanya. “Nothing, I just had something urgent to do at that time,” jawabku.“Em.. What wasthat? May I..... ***
Di sekolah, aku bertemu dia bersama temannya lagi di perpustakaan. Dan akhirnya, di sana kami berlima – dia dengan temannya, dan aku degan kedua temanku – tanpa sengaja berdiskusi mengenai masalah kemiskinan yang terjadi di negeri ini. Karena ketika itu aku sedang membaca buku tentang kemiskinan.
Sabtu, 17 Oktober 2012
Hari demi hari terus berlalu. Aku biarkan semuanya mengalir apa adanya. Dan aku harus tetap fokus pada tujuanku datang ke sini, mencari ilmu. Tapi, dia semakin akrab denganku. Rasa itu semakin bersemi dan tumbuh. Seperti bunga yang disiram secara rutin, sehingga tumbuh dengan cepat. Dan tentu, rasa itu semakin menyeruak menyesakkan dadaku ini,dan juga mengganggu konsentrasiku. Entah sampai kapan aku dapat menahannya. Danjuga aku tak tahu, apakah rasa ini juga ada padanya, atau hanya pada diriku saja.
Rabu, 28 November 2012
Aku sudah tak kuat menahan rasa ini. Aku selalu memikirkan dia. Sering kali bayangnya menyelinap dalam pikiranku. Ah.. Rio, kauharus melakukan sesuatu... “melakukan apa? Itu?” Ya, kau harus melakukannya, jika tidak kau akan selalu tergangu. “Oke-oke, aku akan melakukannya.” Kapan? “Entahlah, sepertinya aku tak berani untuk mengungkapkannya.” Hei-hei, kenapa harus takut? “Aku tak bisa, ini rasanya aneh bagiku.” Oke, memang aneh, tapi jika tidak kau lakukan, apakah kau mau terus seperti ini? Nggakkan?“ . . . . . ” So, ayo lakukan besok? “Ha? Besok?” Ya, jangan tunda lagi, jika tak ingin berkepanjangan. “Huemf....huft – menarik dan menghembuskan nafas – oke, besok. Akan ku lakukan besok.” (dialog diri) ***
Ya Allah, aku sudah tak kuat lagi menahan rasa ini. Rasa ini semakin meronta-ronta. Hamba meminta perlindungan Mu untuk selalu dijaga dari hal-hal yang dapat menjauhkan hamba dengan Mu ya Rob. Engkau Yang Maha Mendengarkan Doa dan Engkau Yang Maha Menjaga, jagalah hamba ya Allah. Amin
Kamis, 29 November 2012
Hemhff... lega rasanya. Pagi ini aku telah mengungkapkannya padanya. Dia meminta waktu satu minggu untuk memikirkannya. Entah jawaban apa yang akan dia berikan. Yang penting aku sudah mengungkapkan, dan aku lega. Dan nanti, jika memang ‘iya’, berarti ini jalanku untuk lebih memaksimalkan potensiku.Dan tentu, aku harus tetap waspada, karena aku percaya,hidayah itu memang dari Allah, tapi, aku juga harus tetap menjaganya.Tapi sebaliknya, jika ‘tidak’, berarti aku harus menjuahkan diri dari hal yang demikian.
Kamis, 6 Desember 2012
Hufh.. satu minggu telah berlalu, pagi ini dia memberiku jawaban. Dan kau tahu apa? Setelah kelas bahasa inggris pagi tadi dia menyerahkan secarik kertas yang dilipat berbentuk hati. Lalu dia pergi lebih dulu. Aku segera membawanya pulang ke kamar. Karena aku tak ingin dilihat teman-teman yang lain, malu. Lalu aku buka – ternyata surat – dan membacanya. Selesai aku baca, aku tulis kalimat ‘yes, she receive me, I made you now.’ di bawah surat itu. Yups, aku jadian dengannya. Hefh.. pertama kali pacaran? Hi hi hi.... ***
Ya Allah, Entah ini cobaan atau anugerah dariMu. Tapi hamba akan selalu waspada akan hal ini. Akan hamba jadikan hal ini untuk lebih mendekatkan diri kepadaMu. Berilah hambaMu ini kesadaran bahwa Engkau selalu mengawasi hambaya Rob. Dan jangan biarkan hamba tergelincir dari jalan lurus Mu. Hamba takut... ya Rob, takut... Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Amin.

M. Syaikhul Umam
Senin, 24 Desember 2012 di PP. Al-Qodiri I Jember
Nama: M. Syaikhul Umam*
No. Rek: 900-00-0728123-2
AN: M SYAIKHUL UMAM
BANK MANDIRI Cabang Jember Alun-alun

*Penulis adalah anggota FLP (Forum Lingkar Pena) Jember. Sekarang sedang menempuh pendidikan di Universitas Jember, FKIP Fisika semester 3 dan juga seorang santri di PP. Al - Qodiri 1 Jember.

0 komentar:

Posting Komentar