About

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO HARUS TANGGALKAN DEMOKRAT, TETAP MENJADI MILIK MASYARAKAT


Presiden Susilo Bambang Yudoyono memang terpilih menjadi presiden tidak lepas dari Partai Demokrat. Banyak hal yang menjadi perjuangan Partai Demokrat untuk memompa keberhasilan Susilo Bambang Yudoyono terpilih menjadi presiden.
Presiden Susilo Bambang Yudoyono kini menjadi tumpuan partainya. Ucapan trima kasih saja sepertinya belum cukup. Hingga Susilo Bambang Yudoyono pun yang sebenarnya “milik” rakyat masih saja harus menganak emaskan partainya.
Misalnya pada kasus yang mengancam partai Demokrat, yakni sejumlah tokoh senior partai yang beberapa hari terakhir menggulirkan pelengseran Anas Urbaningrum dari posisi ketua umum, Syarif Hasan mengungkapkan,

“Kami serahkan saja pada Susilo Bambang Yudoyono. Beliau pasti tahu apa yang perlu dilakukan. Saya percaya Susilo Bambang Yudoyono punya pengalaman untuk itu. Kita tunggu saja besok sore.” (7/2).
Syarif Hasan menunggu kehadiran Susilo Bambang Yudhoyono untuk menentukan keputusan maupun konsep-konsepnya.
Belum lagi dengan masalah yang terkait dengan merosotnya suara partai demokrat berdasar sejumlah survei terakhir.
Apalagi adanya isu dari pengamat komunikasi politik yakni Effendy Ghazali bahwa partai demokrat saat ini berada pada posisi reaktif. Partai yang terkesan iri pada tanggapan presiden PKS yang sigap mundur ketika tersandung masalah. Menjadi alasan bagi yang kontra dengan Anas agar sang ketua umum mengikuti jejak Lutfi Hasan Ishaaq.
Diberitakan Susilo Bambang Yudhoyono berkirim pesan pendek dari Makkah ke sejumlah petinggi partai yang berisi Susilo Bambang Yudhoyono terus memohon petunjuk dan pertolongan Allah SWT selama berada di tanah Suci. Susilo Bambang Yudhoyono berharap, Partai Democrat segera dibebaskan dari berbagai cobaan berat yang dihadapi saat ini.
Meskipun ada hal yang ganjil yakni ketua umum DPPPD Anas Urbaningrum tidak disebut secara eksplisit sebagai pihak yang dituju untuk SMS yang disebar luaskan oleh skretaris dewan kehormatan, dan ketua fraksi partai demokrasi DPR, sekjen ke semua kader di seluruh tanah air itu, (justru Sekjen Edhie Baskoro Yudhoyono yang disebut), namun tetap Susilo Bambang Yudhoyono menomor satukan partainya dibanding mendoakan ketentraman Indonesia.
Yang lebih mengherankan lagi, menurut rencana Susilo Bambang Yudhoyono, tiba di Jakarta tanggal 7 Februari 2013. Dia akan bertolak dari Kairo menuju Jakarta pukul 22.00 waktu setempat. Dia diperkirakan tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta pukul 13.40 WIB. Dengan berita ini, telah diduga Susilo Bambang Yudhoyono langsung menggelar konferensi pers terkait upaya penyelamatan Partai Democrat.
Tentu saja jikia hal itu terjadi, akan menimbulkan pendapat bahwa dihati Susilo Bambang Yudhoyono Demokrat lebih penting dari pada rakyat.
Terkait Anas Urbaningrum, Susilo Bambang Yudhoyono menanggapi dalam pidatonya meminta lembaga Anti rassuah bisa segera menyelesaikan kasus yang menyeret kader demokrat. Susilo Bambang Yudhoyono memang pandai berpidato. Bagaimana dengan pidato-pidatonya yang terkait dengan bencana?
Semua bisa mengakui bahwa permasalah partai democrat saat ini berada pada posisi puncak, hanya saja apakah orang-orang Demokrat tidak secerdas dan debijak Susilo Bambang Yudhoyono? Bukankan ide dari wakil Ketua Dewan Pembinda Partai Demokrat, Marsuki Alie bahwa ia menyarankan agar Anas sebagai ketua umum berinisiatif mengumpulkan para petinggi partai untuk memcahkan masalah yang sedang dihadapi partai democrat ini?
Bukankah ia juga mengusulkan bahwa, bersama beberapa pengurus DPP ia meminta Anas mengundang dewan Pembina, Majelis Tinggi dan Dewan Kehormatan untuk duduk bersama  untuk menyelesaika masalah ini? Bahakan ia juga berkomentar “insyaAllah nanti ada solusinya. Itu saja yang saya himbau kepada Mas Anas, agar jangan seolah-olah ada perpecahan antara wakil Pembina, wakil dewan kehormatan dengan DPP PD.
Menjadi anak kecil memang enak. Keinginannya hampir bisa terjalankan. Bukankan Partai Demokrat bukan partai yang orang-orangnya kecil? tidaklah butuh seorang ibu yang mengasuhnya, yang disisi lain ada anak-anak kecil lain yang butuh perlindungan dari sang “ibu”, rakyat.  Jika pun butuh seorang “ibu”,  bukankah di dalam partainya terdapat “ibu-ibu” yang lebih mampu dan memiliki hak dan kewajiban yang lebih banyak dari pada Susilo Bambang Yudhoyono?
Tidak ada salahnya memang, memberikan timbal balik kepada seseorang atau “bagian” yang menyelamatkan “hidup” kita, bahkan harus. Tapi jangan melupakan bahwa yang memilih Susilo Bambang Yudoyono adalah rakyat. Yang lebih membutuhkan adalah rakyat, sudah menjadi keharusanlah Susilo Bambang Yudoyono lebih mementingkan menyorot banjir, kemiskinan, bencana alam  yang terjadi di Indonesia? bukankah partai demokrat bisa membenahi tubuhnya sendiri dulu?
 IMSICX
Wuluhan, 8 Februari 2013





0 komentar:

Posting Komentar