Pagi-pagi
sekali aku bangun. Segera aku mengambil wudlu dan menunaikan sholat Subuh. Aku
panjatkan permiantaan pada-Nya agar hari ini berjalan dengan lancar, dan yang
pasti diridloi oleh-Nya. Sejenak aku siapkan segala bawaanku beserta pakaianku
yang pantas untuk kupakai hari ini. Setelah sarapan, aku beranjak mengguyur sekujur
tubuhku dan segera mengenakan pakaian yang telah aku siapkan tadi. Aku lihat
diriku sendiri di depan cermin, aku sudah
siap, benakku. Tepat pukul 06.15 WIB aku berangkat meninggalkan rumah
menuju salah satu rumah kos temanku di daerah dekat kampus UJ.
Setelah
aku sampai di tempat tujuan, ternyata di sana hanya ada segelintir orang. Dari enam
belas orang yang akan ikut, hanya tiga orang saja yang sudah berada di tempat
itu, di mana aku dan teman-temanku berkumpul sebelum berangkat. Yah, kok banyak yang terlambat sih.
Kalau sudah begini, aku harus menunggu teman-teman yang lain datang semua. Lima
belas menit, tiga puluh menit sudah berlalu, hingga akhirnya tepat pukul 07.15
WIB rombongan aku dan teman-teman seorganisasi berangkat menuju tempat yang
sudah direncanakan dari beberapa hari yang lalu. Dengan berbekal persiapan yang
matang, kita menuju salah satu desa di Jember. Cukup pelosok, Desa Pakis namanya.
Jarak
antara tempat pemberangkatan menuju Desa Pakis cukup jauh sehingga kita perlu
mengisi bahan bakar dari setiap kendaraan yang digunakan untuk berjalan menuju
Pakis. Setelah mengisi bahan bakar, kita langsung menuju Pakis. Rute yang
dilalui melawati jalan Gajah Mada, Mangli, kemudian Rambipuji, dan seterusnya
hingga sampai di Desa Pakis. Pakis merupakan salah satu desa yang ada di
Kecamatan Panti, Kabupaten Jember.
Perjalanan
untuk sampai di Pakis memerlukan perjuangan yang luar biasa. Bagaimana tidak,
akses jalan yang dilalui tidak semulus jalan yang ada di kota. Jalanan di kota
selalu diselimuti aspal yang halus sehingga tidak ada sedikit goncangan
sekalipun. Namun, jalan yang kita lewati jauh dari keadaan itu. Batu-batuan
terjal selalu mengiringi di mana kita melintas. Hal itu menyebabkan sulitnya
kendaraan melintas mulus dan menimbulkan goncangan yang keras pada
pengendaranya. Selain itu, kita juga melewati jalan yang hanya 40 centimeter
yang bersemen, yang masih tanah, dan sering adanya genangan air. Tak lupa juga
sungai-sungai menghiasi perjalanan. Keadaan akses jalan yang seperti itu
menimbulkan resiko besar pada kita. Bisa terpeleset, terjatuh, bahkan
menimbulkan kemacetan pada kendaraan bermotor yang kita bawa.
Namun,
sepanjang perjalanan tersebut, ternyata masih ada sesuatu yang melegakan
penglihatan dan hati, menunjukkan perjuangan keras ini tidak sia-sia. Di sisi
kanan dan kiri dari akses jalan yang kita lalui, selalu tak lepas dari
kesetiaan alam yang menemani kita. Keindahan alamnya, subhanallah, mambuat mata
saya sulit untuk terlepas darinya. Keindahan alam yang tak pernah dijumpai di
sekitar tempat aku berdiam sehari-hari. Indahnya alam begitu mengagumkan,
menunjukkan kebesaran-Nya yang tak akan pernah bisa tertandingi.
Setengah
perjalanan, aku dan teman-temanku beristirahat sejenak. Sambil menikmati
pemandangan di sekitar, kita berhenti sekedar melemaskan tubuh. Perjalanan ini
memang membutuhkan tenaga serta kesiapan fisik dan mental yang baik. Setelah
istirahat dirasa cukup, kita melanjutkan perjalanan. Kurang lebih dua jam,
waktu yang kita gunakan untuk sampai di Desa Pakis. Waktu yang cukup lama dan
perjalanan yang cukup melelahkan.
Di
Desa Pakis yang jauh dari kota ini, aku dan teman-teman mengunjungi salah satu
sekolah di sana, yaitu SD Pakis 3. Awalnya aku merasa tidak percaya, apakah
benar-benar ada sekolah di desa ini. Namun perasaan itu harus aku musnahkan,
karena fakta di sini menunjukkan bahwa sekolah itu memang ada. Murid di sini
tak sebanyak di sekolah sekolah biasanya, hanya sekitar 20-30 orang. Namun,
semangat dari murid-murid SD untuk sekolah itu tak kalah dengan semangat
murid-murid sekolah lainnya di kota. Begitu bangga aku dengan mereka.
Jalan
Afdeling Kahendran Pakis. Aku baru tersadar, ada sebuah nama jalan di sini yang
terpampang pada sisi di depan SD Pakis 3. Nama yang unik, sama uniknya dengan
suasana di Pakis ini.
Oleh : Indira
Karina
0 komentar:
Posting Komentar